PENJELASAN FIQIH QURBAN LENGKAP
BAB 1
kata pengantar
BAB II
A. Pengertian
Qurban.(udhiyyah)
Kata kurban menurut etimologi berasal dari bahasa
Arab qariba –
yaqrabu – qurban wa qurbanan wa qirbanan, yang artinya dekat . sedangkan kata udhiyah dengan cara membaca dhomah hamzahnya
dan mentasydid ya’ nya secara bahasa di ambil dari kata الضحــواة yaitu waktu dhuha, dinamakan demikian karena waktu penyembelihan
dilaksanakan di waktu dhuha.
Secara
istilah adalah : hewan ( tenak ) yang disembelih dalam rangka mendekatkan diri
kepada Allah swt pada hari raya dzulhijjah(
tanggal 10 dzul hijjah) sampai
akhir hari tasyrik (tanggal 11,12,13 dzul hijjah) [ Lihat mughni muhtaj hal 122 juz 6.]
B. Dalil
Al- Quran tentang berqurban .
v Q. S Al- hajj ayat 34
“ Dan bagi
tiap tiap umat telah kami sayri’atkan penyembelihan ( Qurban), supaya mereka
menyebut nama Allah terhadap binatang ternakyang telah di karuniakan allah pada
mereka ”
(Q. S Al- hajj ayat 34)
v Q.S. AL-hajj ayat 36.
ﻭاﻟﺒﺪﻥ ﺟﻌﻠﻨﺎﻫﺎ ﻟﻜﻢ ﻣﻦ ﺷﻌﺎﺋﺮ اﻟﻠﻪ ﻟﻜﻢ ﻓﻴﻬﺎ ﺧﻴﺮ ﻓﺎﺫﻛﺮﻭا
اﺳﻢ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺻﻮاﻑ ﻓﺈﺫا ﻭﺟﺒﺖ ﺟﻨﻮﺑﻬﺎ ﻓﻜﻠﻮا ﻣﻨﻬﺎ ﻭﺃﻃﻌﻤﻮا اﻟﻘﺎﻧﻊ ﻭاﻟﻤﻌﺘﺮ ﻛﺬﻟﻚ ﺳﺨﺮﻧﺎﻫﺎ
ﻟﻜﻢ ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗﺸﻜﺮﻭﻥ 36)
Artinya :
“
Dan Unta unta itu kami jadikan untukmu bagian dari syiar agama allah, kamu
banyak memperoleh kebaikan padanya, maka sebutlah nama allah ( ketika kamu akan
menyembelihnya) dalam keadaan berdiri. Dan kaki kaki telah terikat. Dan apabila
telah rebah, maka makanlah sebagianya dan berilah makan orang yang merasa cukup dengan apa yang ada
padanya, , dan orang yang meminta. Demikian kami tundukan unta unta untukmu agar kamu
bersyukur”
v Q.S.
Al- Kautsar ayat 2
“
Kami berqurban bersama rosulullah saw. Pada tahun hudzaibiyah seekor unta
untuk tujuh orang, dan seekor sapi untuk tujuh orang” ( H.R. Muslim )
C. Dalil Hadist tentang berqurban .
v Hadist riwayat muslim
ﻭﻓﻲ اﻟﺤﺪﻳﺚ اﻟﺼﺤﻴﺢ ﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﻗﺎﻝ: ﺿﺤﻰ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﻜﺒﺸﻴﻦ ﺃﻣﻠﺤﻴﻦ
«1» ﺃﻗﺮﻧﻴﻦ، ﻭﺭﺃﻳﺘﻪ ﻳﺬﺑﺤﻬﻤﺎ ﺑﻴﺪﻩ، ﻭﺭﺃﻳﺘﻪ ﻭاﺿﻌﺎ ﻗﺪﻣﻪ ﻋﻠﻰ ﺻﻔﺎﺣﻬﻤﺎ ﻭﺳﻤﻰ ﻭﻛﺒﺮ..
Artinya
Sesungguhnya
Nabi saw Berqurban dengan dua kambing domba,
v Hadits riwayat muslim
“ Kami berqurban bersama rosulullah saw.
Pada tahun hudaibiyah seekor unta untuk tujuh orang, dan seekor sapi untuk
tujuh orang. ( H.R Muslim(
v Hadist riwayat At-Turmudzi.
“ sesungguhnya ali R.a berqurban dua kambing
domba salah satunya untuk Nabi Saw. Dan salah satunya lagi untuk
dirinya.kemudian ia di Tanya akan perbuatanya itu. Ali menjawab : Nabi Saw.
Memerintahkanku untuk untuk melakukanyadan aku tidak akan meninggalkan
selamanya” (H.R. At-Turmudzi)
v
Hadist riwayat Ahmad dan Ibnu Majjah.
ﻭﻋﻦ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ اﻟﺤﺴﻴﻦ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺭاﻓﻊ ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻛﺎﻥ ﺇﺫا ﺿﺤﻰ
اﺷﺘﺮﻯ ﻛﺒﺸﻴﻦ ﺳﻤﻴﻨﻴﻦ ﺃﻗﺮﻧﻴﻦ ﺃﻣﻠﺤﻴﻦ
ﻓﺈﺫا ﺻﻠﻰ ﻭﺧﻄﺐ اﻟﻨﺎﺱ، ﺃﺗﻲ ﺑﺄﺣﺪﻫﻤﺎ ﻭﻫﻮ ﻗﺎﺋﻢ ﻓﻲ ﻣﺼﻼﻩ، ﻓﺬﺑﺤﻪ ﺑﻨﻔﺴﻪ ﺑﺎﻟﻤﺪﻳﺔ، ﺛﻢ
ﻳﻘﻮﻝ: «اﻟﻠﻬﻢ ﻫﺬا ﻋﻦ ﺃﻣﺘﻲ ﺟﻤﻴﻌﻬﺎ: ﻣﻦ ﺷﻬﺪ ﻟﻚ ﺑﺎﻟﺘﻮﺣﻴﺪ ﻭﺷﻬﺪ ﻟﻲ ﺑﺎﻟﺒﻼﻍ» ﺛﻢ ﻳﺆﺗﻰ ﺑﺎﻵﺧﺮ
ﻓﻴﺬﺑﺤﻪ ﺑﻨﻔﺴﻪ، ﺛﻢ ﻳﻘﻮﻝ «ﻫﺬا ﻋﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﺁﻝ ﻣﺤﻤﺪ» ﻓﻴﻄﻌﻤﻬﻤﺎ ﺟﻤﻴﻌﺎ ﻟﻠﻤﺴﺎﻛﻴﻦ ﻭﻳﺄﻛﻞ ﻫﻮ ﻭﺃﻫﻠﻪ
ﻣﻨﻬﻤﺎ «3» ، ﺭﻭاﻩ ﺃﺣﻤﺪ ﻭاﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ
Artinya .
v Hadits riwayat Baihaqi
“ Rosulullah
saw. Berqurban dengan dua kambing dan beliau berdo’a : Semoga Allah swt menerima ( qurban ini) untuk Muhammad,
keluarga Muhammad dan ummat Muhammad “ (HR. Baihaqi). Dan hadits
“
Sesungguhnya abu ayyub Al- Anshori berkata kami berqurban dengan satu kambing
yang di sembelih oleh seorang pria untuknya dan keluarganya” ( HR.Baihaqi).
v
Sesungguhnya ali melihat lelaki menggiring unta beserta anaknya , lalu
lelaki itu berkata pada Ali Ra : aku membelinya untuk aku qurbankan dan ternyata
ia melahirkan. Ali berkata; janganlah engkau meminum air susunya kecuali susu
yang melebihi kebutuhan anaknya, jika telah tiba hari nahr, maka berqurbanlah
denganya dan anaknya untuk tujuh orang.” (HR. baihaqi.)
v
Aisyah
menuturkan dari Rasulullah Shallallâhu Alaihi Wasallam bahwa beliau bersabda:
Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Idul
Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu
akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan
kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke
tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya. (Hadits Hasan, riwayat al-Tirmidzi: 1413 dan Ibn Majah:
3117
HUKUM QURBAN
1. Madzhab Imam Syafi’i
a.
Wajib
·
Bagi baginda Nabi Muhammad saw. Hukum wajib berqurban ini di peruntukan
secara khusus kepada nabi Muhammad saw.
Pertama berdasarkan hadits yang di
riwayatkan Imam At-Tirmidzi
ﻭﺭﻭﻯ ﺃﺣﻤﺪ ﻭاﻟﺤﺎﻛﻢ ﻭاﻟﺪاﺭﻗﻄﻨﻲ ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﻗﺎﻝ: ﺳﻤﻌﺖ
ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻘﻮﻝ: «ﺛﻼﺙ ﻫﻦ ﻋﻠﻲ ﻓﺮاﺋﺾ، ﻭﻫﻦ ﻟﻜﻢ ﺗﻄﻮﻉ: اﻟﻮﺗﺮ، ﻭاﻟﻨﺤﺮ،
ﻭﺻﻼﺓ اﻟﻀﺤﻰ
ﻭﺭﻭﻯ ﺃﺣﻤﺪ ﻭاﻟﺤﺎﻛﻢ ﻭاﻟﺪاﺭﻗﻄﻨﻲ ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﻗﺎﻝ: ﺳﻤﻌﺖ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ
ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻘﻮﻝ: «ﺛﻼﺙ ﻫﻦ ﻋﻠﻲ ﻓﺮاﺋﺾ، ﻭﻫﻦ ﻟﻜﻢ ﺗﻄﻮﻉ: اﻟﻮﺗﺮ، ﻭاﻟﻨﺤﺮ، ﻭﺻﻼﺓ اﻟﻀﺤﻰ
·
Bagi orang yang bernadzar.
Seperti orang yang
mengatakan “ aku jadikan hewan ini sebagai hewan qurban” atau mengatakan “ ini hewan qurban” .[1]maka jika seseorang telah
mengatakan demikian wajib baginya untuk menyembelih hewan tersebut.
·
Bagi orang yang menyanggupi
b.
Sunnah muakkad
Menurut
qoul jumhur hukum melaksanakan qurban adalah sunnah muakkad . Hal
ini berdasarkan hadits :
ﻭﺭﻭﻯ اﻟﺘﺮﻣﺬﻱ : ﺃﻣﺮﺕ ﺑﺎﻟﻨﺤﺮ، ﻭﻫﻮ ﻟﻜﻢ ﺳﻨﺔ
وروالدارقطني : كُتِبَ عليَّ النَّحـــرُوَلَيسَ بِواجِـبٍ
عَلَيكُـــــم
Di dalam madhab syafi’i Hukum berkurban
bagi seorang yang bermukim dan musafir adalah sunnah muaakkad . Pendapat ini
adalah pendapat kebannyakan para sahabat dan tabiin.[2]
Sunah muakad dalam madhab syafi’i ini secara kifayah
artinya bahwa tuntutan kesunahan berkurban ini di bebankan pada setiap anggota
keluarga , Maka apabila salah satu dari anggota
keluarga melaksanakan ibadah qurban maka tuntutan mengerjakan
qurban bagi anggota yang lain telah gugur, namun yang
mendapat pahala hanya anggota yang berkurban
[3].
Sehingga apabila di dalam satu keluarga tidak ada yang
melaksanakan qurban maka di hukumi makruh,
dan hukum sunnah kifayah ini
berlaku jika memang berjumlah, apabila hanya satu orang dalam satu keluarga maka
bersetatus sunnah A’in [4]
tuntunan
kesunahan berqurban bagi:
1. Orang islam
2. Orang baligh
3. Berakal
4. Merdeka
5. Kaya ( memiliki harta lebih atas orang
orang yang di tanggung nafkahnya dihari raya daan hari tasyrik.)[5]
a. Niat berqurban
b. Syarat hewan qurban .
c. Waktu
d. Tata cara penyembelihan hewan qurban
e. Alokasi daging qurban
Madhab maliki
Hukumnya adalah wajib bagi mukim dan musafir mereka adalah rubiat auza’i dan laits bin sa’ad.
3. Madhab abi hanifa wajib bagi mukim[7]
baca juga : HUKUM BERQURBAN UNTUK ORANG TUA YANG SUDAH MENINGGAL
BAB III
TATA CARA
PENYEMBELIHAN
A. Standar penyembelihan.
Standar dalam penyembelihan hewan secara sempurna agar hewan halal untuk di makan bisa dilakukan dengan enpat syarat . Memutus saluran nafas,, saluran makanan Dan dua urat leher. Minimal penyembelihan ialah terputusnya saluran nafas dan saluran makanan . [6] sehingga apabila yang terputus hanya saluran nafas dan saluran makanan maka hal ini diang gap cukup menjadikan halal hewan tersebut namun kurang afdhoal atau sempurna.
2.
QURBAN IURAN.
Untuk
memahamkan ajran islam tidak cukup dengan teori saja.Dibutuhkan juga contoh dan
praktek secara langsung.Inilah yang mendasari beberapa formal membuat program
kurban idhul adha disekolah untuk para siswanya .Agar lebih ringan,setiap kelas
diharuskan mengupayakan seekor kambing dengan cara iuran dari tiap anggota
kelas.Hewan itu kemudian disembelih saat idhul adha oleh guru agama disaksikan
seluruh siswa.Sehingga daging kemudian disedekahkan kepada fakir miskin dan
sebagai dikonsumsi oleh siswa sendiri.
Pertanyaan;
Dapatkah sembelihan tersebut dihukumi sebagai hewan
kurban?
Jawaban;
Diperinci sebagai berikut;
* Tidak
bisa (dalam arti tidak menggugurkan kewajiban qurban bagi yang mendapat qurban
hukumnya adalah wajib dan menghilangkan hukum makryh bagi yang berpendapat
kurban adalah sunnah muakkad,tapi sembelihan dan sedekah halal serta mendapat
pahala semua)jika kurban tersebut diperuntutkan (diniati)bagi semua siswa yang
iuran.Karena jika demikian ,berarti satu kambing bagi satu orang.Adapun hadist
yang mengisyaratkan satu kambing bisa untuk keluarga dan orang yang diniatkan
sebagimana hadits berikut ini;
``Rasulullah
saw,berkurban dengan dua kambing dan beliau berdoa;semoga Allah menerima
(kurban ini)untuk Muhammad dan dari umat Muhammad.``(HR.Baihaqi)
``Sesungguhnya Abu al-ansyari berkata;kami berkurban
dengan satu kambingyang disembelih oleh seorang ptia untuknya dan
keluarganya.’’(HR.Baihaqi)
Maksud satu kambing untuk orang lain dalam
hadist-hadist tersebut ialah pahalanya (gugurnya tuntutan berkurban )saja.
*Bisa
jika satu kambing kurban diperuntutkan (diniati ) untuk satu orang saja.
[1] Hasyiah qulyubi wa umairoh juz 6 hal
93.
[2]
Baher muhit lil hawi.
[3].(هِيَ)
أَيْ التَّضْحِيَةُ إذْ كَثِيرًا مَا تُطْلَقُ الْأُضْحِيَّةُ وَيُرَادُ بِهَا
الْفِعْلُ لَا الْمُتَقَرَّبُ بِهِ (سُنَّةٌ) مُؤَكَّدَةٌ فِي حَقِّنَا عَلَى
الْكِفَايَةِ وَلَوْ بِمِنًى إنْ تَعَدَّدَ أَهْلُ الْبَيْتِ وَإِلَّا فَسُنَّةُ
عَيْنٍ، وَمَعْنَى كَوْنِهَا سُنَّةَ كِفَايَةٍ مَعَ كَوْنِهَا تُسَنُّ لِكُلٍّ
مِنْهُمْ سُقُوطُ الطَّلَبِ بِفِعْلِ الْغَيْرِ لَا حُصُولُ الثَّوَابِ لِمَنْ
لَمْ يَفْعَلْ كَصَلَاةِ الْجِنَازَةِ، نَعَمْ ذَكَرَ الْمُصَنِّفُ فِي شَرْحِ
مُسْلِمٍ أَنَّهُ لَوْ أَشْرَكَ غَيْرَهُ فِي ثَوَابِهَا جَازَ وَأَنَّهُ
مَذْهَبُنَا.
[الرملي، شمس
الدين، نهاية المحتاج إلى شرح المنهاج، ١٣١/٨]
[4]
(قوله:
متأكدا) أي في حقنا، وأما في حقه - صلى الله عليه وسلم - فهي واجبة، وتأكدها على
الكفاية.
فلو فعلها واحد من أهل البيت كفت عنهم وإن سنت لكل منهم فإن تركوها
كلهم كره، هذا إن تعدد أهل البيت، وإلا فسنة عين.
[البكري الدمياطي،
إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين، ٣٧٥/ج٢
[5]
Nihayatul muhtaj juz
[6] Kifayatul
akhyar syarah ghoyatil ikhtisor karya Al- Imam taqiyuddin al Khisni hal 223 juz 2 cet. Haromain.
[7] والثالث: وهو قول أبي حنيفة _ أنها واجبة على المقيم دون المسافر
احتجاجاً في الوجوب يقول الله تعالى: {فَصَلِّ لِرَبِّكَ وانْحَرْ} [الكوثر: 2].
وهذا أمر، وبحديث أبي رملة عن محنف بن سليم عن النبي - صلى الله عليه وسلم - أنه
قال: "على كل مسلم في كل عام أضحاة وعتيرة" وبرواية أبي هريرة عن النبي
- صلى الله عليه وسلم - قال: "من لم يضح فلا يشهد مصلانا" وهذا وعيد يدل
على الوجوب، وبرواية بشر بن يسار أن أبا بردة بن دينار ذبح أضحية قبل الصلاة،
فأمره النبي - صلى الله عليه وسلم - أن يعيد، فدل الأمر بالإعادة على الوجوب، قالوا:
ولأن حقوق الأموال إذا اختصت بالعيد وجبت كالفطرة، قالوا: ولأن ما وجب بالنذر كان
له أصل وجوب في الشرع كالعتق، ولأن توقيت زمانها والنهي عن معيبها دليل على
وجوبها، كالزكوات،
[الروياني، عبد الواحد، بحر المذهب للروياني،
١٧٠/٤]
0 comments:
Posting Komentar