Pencarian

Selasa, 28 Juni 2022

PENJELASAN FIQIH QURBAN LENGKAP



 

PENJELASAN FIQIH QURBAN LENGKAP

BAB 1

kata pengantar

     Bulan Dzul hijjah adalah bulan dimana Allah swt memanggil hamba hamba Allah di seluruh penjuru dunia untuk melaksanakan ibadah haji ke baitullah, dan bagi umat islam yang tidak berangkat ke tanah suci di sunnahkan melaksanakan ibadah qurban atau udhiyyah. 


BAB II

A.        Pengertian Qurban.(udhiyyah)

      Kata kurban menurut etimologi berasal dari bahasa Arab qariba – yaqrabu – qurban wa qurbanan wa qirbanan, yang artinya dekat . sedangkan kata  udhiyah dengan cara membaca dhomah hamzahnya dan mentasydid ya’ nya secara bahasa di ambil dari kata الضحــواة   yaitu waktu dhuha, dinamakan demikian karena waktu penyembelihan dilaksanakan di waktu dhuha.

       Secara istilah adalah : hewan ( tenak ) yang disembelih dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah swt pada hari raya dzulhijjah(  tanggal 10 dzul hijjah)  sampai akhir hari tasyrik (tanggal 11,12,13 dzul hijjah) [ Lihat mughni muhtaj hal 122 juz 6.]

B.      Dalil Al- Quran tentang  berqurban  .

v  Q. S Al- hajj ayat 34

“ Dan bagi tiap tiap umat telah kami sayri’atkan penyembelihan ( Qurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternakyang telah di karuniakan allah pada mereka ”

(Q. S Al- hajj ayat 34)

v  Q.S. AL-hajj ayat 36.

ﻭاﻟﺒﺪﻥ ﺟﻌﻠﻨﺎﻫﺎ ﻟﻜﻢ ﻣﻦ ﺷﻌﺎﺋﺮ اﻟﻠﻪ ﻟﻜﻢ ﻓﻴﻬﺎ ﺧﻴﺮ ﻓﺎﺫﻛﺮﻭا اﺳﻢ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺻﻮاﻑ ﻓﺈﺫا ﻭﺟﺒﺖ ﺟﻨﻮﺑﻬﺎ ﻓﻜﻠﻮا ﻣﻨﻬﺎ ﻭﺃﻃﻌﻤﻮا اﻟﻘﺎﻧﻊ ﻭاﻟﻤﻌﺘﺮ ﻛﺬﻟﻚ ﺳﺨﺮﻧﺎﻫﺎ ﻟﻜﻢ ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗﺸﻜﺮﻭﻥ  36)

Artinya : 

             Dan Unta unta itu kami jadikan untukmu bagian dari syiar agama allah, kamu banyak memperoleh kebaikan padanya, maka sebutlah nama allah ( ketika kamu akan menyembelihnya) dalam keadaan berdiri. Dan kaki kaki telah terikat. Dan apabila telah rebah, maka makanlah sebagianya dan berilah makan orang  yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya, , dan orang yang meminta. Demikian kami  tundukan unta unta untukmu agar kamu bersyukur

v   Q.S. Al- Kautsar ayat 2

             Kami berqurban bersama rosulullah saw. Pada tahun hudzaibiyah seekor unta untuk tujuh orang, dan seekor sapi untuk tujuh orang” ( H.R. Muslim )

 

C.       Dalil Hadist tentang berqurban .

v  Hadist riwayat muslim

ﻭﻓﻲ اﻟﺤﺪﻳﺚ اﻟﺼﺤﻴﺢ ﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﻗﺎﻝ: ﺿﺤﻰ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﻜﺒﺸﻴﻦ ﺃﻣﻠﺤﻴﻦ «1» ﺃﻗﺮﻧﻴﻦ، ﻭﺭﺃﻳﺘﻪ ﻳﺬﺑﺤﻬﻤﺎ ﺑﻴﺪﻩ، ﻭﺭﺃﻳﺘﻪ ﻭاﺿﻌﺎ ﻗﺪﻣﻪ ﻋﻠﻰ ﺻﻔﺎﺣﻬﻤﺎ  ﻭﺳﻤﻰ ﻭﻛﺒﺮ..

 

Artinya

Sesungguhnya Nabi saw Berqurban dengan dua kambing domba,

v  Hadits riwayat muslim

“ Kami berqurban bersama rosulullah saw. Pada tahun hudaibiyah seekor unta untuk tujuh orang, dan seekor sapi untuk tujuh orang. ( H.R Muslim(

v  Hadist riwayat  At-Turmudzi.

 “ sesungguhnya ali R.a berqurban dua kambing domba salah satunya untuk Nabi Saw. Dan salah satunya lagi untuk dirinya.kemudian ia di Tanya akan perbuatanya itu. Ali menjawab : Nabi Saw. Memerintahkanku untuk untuk melakukanyadan aku tidak akan meninggalkan selamanya” (H.R. At-Turmudzi)

v  Hadist riwayat Ahmad dan Ibnu Majjah.

ﻭﻋﻦ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ اﻟﺤﺴﻴﻦ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺭاﻓﻊ ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻛﺎﻥ ﺇﺫا ﺿﺤﻰ اﺷﺘﺮﻯ ﻛﺒﺸﻴﻦ ﺳﻤﻴﻨﻴﻦ ﺃﻗﺮﻧﻴﻦ ﺃﻣﻠﺤﻴﻦ

 ﻓﺈﺫا ﺻﻠﻰ ﻭﺧﻄﺐ اﻟﻨﺎﺱ، ﺃﺗﻲ ﺑﺄﺣﺪﻫﻤﺎ ﻭﻫﻮ ﻗﺎﺋﻢ ﻓﻲ ﻣﺼﻼﻩ، ﻓﺬﺑﺤﻪ ﺑﻨﻔﺴﻪ ﺑﺎﻟﻤﺪﻳﺔ، ﺛﻢ ﻳﻘﻮﻝ: «اﻟﻠﻬﻢ ﻫﺬا ﻋﻦ ﺃﻣﺘﻲ ﺟﻤﻴﻌﻬﺎ: ﻣﻦ ﺷﻬﺪ ﻟﻚ ﺑﺎﻟﺘﻮﺣﻴﺪ ﻭﺷﻬﺪ ﻟﻲ ﺑﺎﻟﺒﻼﻍ» ﺛﻢ ﻳﺆﺗﻰ ﺑﺎﻵﺧﺮ ﻓﻴﺬﺑﺤﻪ ﺑﻨﻔﺴﻪ، ﺛﻢ ﻳﻘﻮﻝ «ﻫﺬا ﻋﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﺁﻝ ﻣﺤﻤﺪ» ﻓﻴﻄﻌﻤﻬﻤﺎ ﺟﻤﻴﻌﺎ ﻟﻠﻤﺴﺎﻛﻴﻦ ﻭﻳﺄﻛﻞ ﻫﻮ ﻭﺃﻫﻠﻪ ﻣﻨﻬﻤﺎ «3» ، ﺭﻭاﻩ ﺃﺣﻤﺪ ﻭاﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ

Artinya .

v  Hadits riwayat Baihaqi

“ Rosulullah saw. Berqurban dengan dua kambing dan beliau berdo’a : Semoga Allah swt  menerima ( qurban ini) untuk Muhammad, keluarga Muhammad dan ummat Muhammad “ (HR. Baihaqi). Dan hadits

“ Sesungguhnya abu ayyub Al- Anshori berkata kami berqurban dengan satu kambing yang di sembelih oleh seorang pria untuknya dan keluarganya” ( HR.Baihaqi).

v  Sesungguhnya ali melihat lelaki menggiring unta beserta anaknya , lalu lelaki itu berkata pada Ali Ra : aku membelinya untuk aku qurbankan dan ternyata ia melahirkan. Ali berkata; janganlah engkau meminum air susunya kecuali susu yang melebihi kebutuhan anaknya, jika telah tiba hari nahr, maka berqurbanlah denganya dan anaknya untuk tujuh orang.” (HR. baihaqi.)

v  Aisyah menuturkan dari Rasulullah Shallallâhu Alaihi Wasallam bahwa beliau bersabda: Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya. (Hadits Hasan, riwayat al-Tirmidzi: 1413 dan Ibn Majah: 3117

 

HUKUM QURBAN

1.    Madzhab Imam Syafi’i

a.         Wajib

·                Bagi baginda Nabi Muhammad saw. Hukum wajib berqurban ini di peruntukan secara khusus kepada nabi Muhammad saw.

Pertama berdasarkan hadits yang di riwayatkan Imam At-Tirmidzi

ﻭﺭﻭﻯ ﺃﺣﻤﺪ ﻭاﻟﺤﺎﻛﻢ ﻭاﻟﺪاﺭﻗﻄﻨﻲ ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﻗﺎﻝ: ﺳﻤﻌﺖ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻘﻮﻝ: «ﺛﻼﺙ ﻫﻦ ﻋﻠﻲ ﻓﺮاﺋﺾ، ﻭﻫﻦ ﻟﻜﻢ ﺗﻄﻮﻉ: اﻟﻮﺗﺮ، ﻭاﻟﻨﺤﺮ، ﻭﺻﻼﺓ اﻟﻀﺤﻰ

ﻭﺭﻭﻯ ﺃﺣﻤﺪ ﻭاﻟﺤﺎﻛﻢ ﻭاﻟﺪاﺭﻗﻄﻨﻲ ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﻗﺎﻝ: ﺳﻤﻌﺖ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻘﻮﻝ: «ﺛﻼﺙ ﻫﻦ ﻋﻠﻲ ﻓﺮاﺋﺾ، ﻭﻫﻦ ﻟﻜﻢ ﺗﻄﻮﻉ: اﻟﻮﺗﺮ، ﻭاﻟﻨﺤﺮ، ﻭﺻﻼﺓ اﻟﻀﺤﻰ

·                Bagi orang yang bernadzar.

Seperti orang yang mengatakan “ aku jadikan hewan ini sebagai hewan qurban”  atau mengatakan “ ini hewan qurban” .[1]maka jika seseorang telah mengatakan demikian wajib baginya untuk menyembelih hewan tersebut.

·                Bagi orang yang menyanggupi

b.        Sunnah  muakkad

       Menurut qoul jumhur hukum melaksanakan qurban adalah sunnah muakkad . Hal ini berdasarkan hadits :

ﻭﺭﻭﻯ اﻟﺘﺮﻣﺬﻱ  :  ﺃﻣﺮﺕ ﺑﺎﻟﻨﺤﺮ، ﻭﻫﻮ ﻟﻜﻢ ﺳﻨﺔ

 

وروالدارقطني   :    كُتِبَ عليَّ النَّحـــرُوَلَيسَ بِواجِـبٍ عَلَيكُـــــم 

 

Di dalam madhab syafi’i Hukum berkurban bagi seorang yang bermukim dan musafir adalah sunnah muaakkad . Pendapat ini adalah pendapat kebannyakan para sahabat dan tabiin.[2]

Sunah muakad dalam madhab syafi’i ini secara kifayah artinya  bahwa tuntutan kesunahan  berkurban ini di bebankan pada setiap anggota keluarga , Maka apabila salah satu dari anggota  keluarga melaksanakan ibadah qurban maka tuntutan mengerjakan qurban  bagi  anggota yang lain telah gugur, namun yang mendapat pahala hanya anggota yang berkurban  [3].

Sehingga apabila di dalam satu keluarga tidak ada yang melaksanakan qurban maka di hukumi makruh,  dan hukum sunnah kifayah ini  berlaku jika memang berjumlah, apabila hanya  satu orang dalam satu keluarga maka bersetatus sunnah A’in   [4]

 tuntunan kesunahan berqurban bagi:

1.      Orang islam

2.      Orang baligh

3.      Berakal

4.      Merdeka

5.      Kaya ( memiliki harta lebih atas orang orang yang di tanggung nafkahnya dihari raya daan hari tasyrik.)[5]

a.    Niat berqurban

b.    Syarat hewan qurban .

c.     Waktu

d.    Tata cara penyembelihan hewan qurban

e.    Alokasi daging qurban

 Madhab maliki

 Hukumnya adalah wajib bagi mukim dan musafir mereka adalah rubiat auza’i dan laits bin sa’ad.

3. Madhab abi hanifa wajib bagi mukim[7]

baca juga : HUKUM BERQURBAN UNTUK ORANG TUA YANG SUDAH MENINGGAL 


BAB III

TATA CARA PENYEMBELIHAN

 

A.     Standar penyembelihan.

            Standar dalam penyembelihan hewan secara sempurna  agar hewan halal untuk di makan bisa dilakukan dengan enpat syarat . Memutus saluran nafas,, saluran makanan Dan dua urat leher. Minimal penyembelihan ialah terputusnya saluran nafas dan saluran makanan . [6] sehingga apabila yang terputus hanya  saluran nafas dan saluran makanan  maka  hal ini  diang gap cukup menjadikan halal hewan tersebut namun kurang afdhoal atau sempurna.

2.     

                                                            QURBAN IURAN.

            Untuk memahamkan ajran islam tidak cukup dengan teori saja.Dibutuhkan juga contoh dan praktek secara langsung.Inilah yang mendasari beberapa formal membuat program kurban idhul adha disekolah untuk para siswanya .Agar lebih ringan,setiap kelas diharuskan mengupayakan seekor kambing dengan cara iuran dari tiap anggota kelas.Hewan itu kemudian disembelih saat idhul adha oleh guru agama disaksikan seluruh siswa.Sehingga daging kemudian disedekahkan kepada fakir miskin dan sebagai dikonsumsi oleh siswa sendiri.

            Pertanyaan;

Dapatkah sembelihan tersebut dihukumi sebagai hewan kurban?

            Jawaban;

Diperinci sebagai berikut;

            * Tidak bisa (dalam arti tidak menggugurkan kewajiban qurban bagi yang mendapat qurban hukumnya adalah wajib dan menghilangkan hukum makryh bagi yang berpendapat kurban adalah sunnah muakkad,tapi sembelihan dan sedekah halal serta mendapat pahala semua)jika kurban tersebut diperuntutkan (diniati)bagi semua siswa yang iuran.Karena jika demikian ,berarti satu kambing bagi satu orang.Adapun hadist yang mengisyaratkan satu kambing bisa untuk keluarga dan orang yang diniatkan sebagimana hadits berikut ini;

            ``Rasulullah saw,berkurban dengan dua kambing dan beliau berdoa;semoga Allah menerima (kurban ini)untuk Muhammad dan dari umat Muhammad.``(HR.Baihaqi)

``Sesungguhnya Abu al-ansyari berkata;kami berkurban dengan satu kambingyang disembelih oleh seorang ptia untuknya dan keluarganya.’’(HR.Baihaqi)

Maksud satu kambing untuk orang lain dalam hadist-hadist tersebut ialah pahalanya (gugurnya tuntutan berkurban )saja.

            *Bisa jika satu kambing kurban diperuntutkan (diniati ) untuk satu orang saja.

  

           

 

  



[1] Hasyiah qulyubi wa umairoh juz 6 hal 93.

[2] Baher muhit lil hawi.

 

[3].(هِيَ) أَيْ التَّضْحِيَةُ إذْ كَثِيرًا مَا تُطْلَقُ الْأُضْحِيَّةُ وَيُرَادُ بِهَا الْفِعْلُ لَا الْمُتَقَرَّبُ بِهِ (سُنَّةٌ) مُؤَكَّدَةٌ فِي حَقِّنَا عَلَى الْكِفَايَةِ وَلَوْ بِمِنًى إنْ تَعَدَّدَ أَهْلُ الْبَيْتِ وَإِلَّا فَسُنَّةُ عَيْنٍ، وَمَعْنَى كَوْنِهَا سُنَّةَ كِفَايَةٍ مَعَ كَوْنِهَا تُسَنُّ لِكُلٍّ مِنْهُمْ سُقُوطُ الطَّلَبِ بِفِعْلِ الْغَيْرِ لَا حُصُولُ الثَّوَابِ لِمَنْ لَمْ يَفْعَلْ كَصَلَاةِ الْجِنَازَةِ، نَعَمْ ذَكَرَ الْمُصَنِّفُ فِي شَرْحِ مُسْلِمٍ أَنَّهُ لَوْ أَشْرَكَ غَيْرَهُ فِي ثَوَابِهَا جَازَ وَأَنَّهُ مَذْهَبُنَا.

[الرملي، شمس الدين، نهاية المحتاج إلى شرح المنهاج، ١٣١/٨]

[4]  (قوله: متأكدا) أي في حقنا، وأما في حقه - صلى الله عليه وسلم - فهي واجبة، وتأكدها على الكفاية.

فلو فعلها واحد من أهل البيت كفت عنهم وإن سنت لكل منهم فإن تركوها كلهم كره، هذا إن تعدد أهل البيت، وإلا فسنة عين.

[البكري الدمياطي، إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين، ٣٧٥/ج٢

[5] Nihayatul muhtaj juz

[6] Kifayatul akhyar syarah ghoyatil ikhtisor karya Al- Imam taqiyuddin al Khisni  hal 223 juz 2 cet. Haromain.

 

[7]  والثالث: وهو قول أبي حنيفة _ أنها واجبة على المقيم دون المسافر احتجاجاً في الوجوب يقول الله تعالى: {فَصَلِّ لِرَبِّكَ وانْحَرْ} [الكوثر: 2]. وهذا أمر، وبحديث أبي رملة عن محنف بن سليم عن النبي - صلى الله عليه وسلم - أنه قال: "على كل مسلم في كل عام أضحاة وعتيرة" وبرواية أبي هريرة عن النبي - صلى الله عليه وسلم - قال: "من لم يضح فلا يشهد مصلانا" وهذا وعيد يدل على الوجوب، وبرواية بشر بن يسار أن أبا بردة بن دينار ذبح أضحية قبل الصلاة، فأمره النبي - صلى الله عليه وسلم - أن يعيد، فدل الأمر بالإعادة على الوجوب، قالوا: ولأن حقوق الأموال إذا اختصت بالعيد وجبت كالفطرة، قالوا: ولأن ما وجب بالنذر كان له أصل وجوب في الشرع كالعتق، ولأن توقيت زمانها والنهي عن معيبها دليل على وجوبها، كالزكوات،

[الروياني، عبد الواحد، بحر المذهب للروياني، ١٧٠/٤]

Share:

0 comments:

Do'a Melahirkan Agar Lancar menurut Syech Sulaiman bin Muhammad bin Umar Al-Bujairami

  Pengalaman melahirkan adalah momen yang penuh keajaiban dan kebahagiaan bagi setiap ibu. Namun, bagi beberapa wanita, proses melahirkan ju...