Pencarian

Sabtu, 07 Januari 2023

ADA APA DENGAN POLITIK (SIYASAH)

     Politik Dewasa ini kita menyaksikan hubungaan antara Ulama dan Umaro seolah seperti dua kutub yang frontal dan kontras satu sama lain baik secara ikatan emosional maupun kultural, dimana perbedaan ini nyaris  tidak di jumpai di era Nabi SAW dan generasi generasi awal Islam, Yakni ketika seorang figur yang menjabat sebagai pemerintah adalah figur yang menyandang gelar Ulama itu sendiri. Demikian juga sebaliknya, seorang Ulama sekaligus Umara di waktu itu dan tidak pernah menjadi dua kubu yang saling kontrofersi.

    Terlepas dari sugesti Sosio- Politik yang mempengaruhi perbedaan dua kubu tersebut, perbedaan ini semakin tampak exstrimdan kritis ketika kita melihat dalam beberapa fatwanya. Para Fuqoha lebih lebih para ulama tasawwuf melontarkan agar menjauhi ranah perpolitikan seperti pernyataan bahwa dunia politik adalah Madhinah Al-fitnah, klaim subhat terhadap sumbangan sumbangan politis dan lain sebagainya. Kita juga bisa menjumpai pujian pujian ulama kepada para tokoh tokkoh yang memiliki track record menjauh dari umara dalam hidupnya. Secara implisit, sikap dan fatwa ulama demikian mau tidak mau akan memunculkan opini bahwa dunia politik adalah ranah kehidupan yang aib untuk di terjuni. Fatwa fatwa yang boleh jadi di anggap provokatif oleh sebagian pihak inianeh jika kemudian menjadi justifikasi dan penegas persepsi umum bahwa Umara dan Ulama adalah Dua kubu yang Hitam dan Putih. persepsi umum ini bisa kita buktikan dari ucapan sederhana namuncukup sinis yang kerap kita dengar  " Kyai kok berpolitik"  dan lain sebagainya.

Sementara itu dalam khazanah fiqih siyasah kita mengetahui bahwa hakikat dari misi politik adalah Ri'ayah li al mashalihil ibad (demi terciptanya kemaskahatan kehidupan umat), yang notabene secara hukum adalah kewajiban. Bagaimana dengan kontradiksi ini? 

Apasih landasan riil dari fatwa fatwa terkait untuk menjauhi dunia politik?

Sebelum menjawab pertanyaan diatas alangkah baiknya kita pahami dulu pengertian politik atau siyasah Islam.

Definisi Siyasah Islamiyah (Politik )

    Dalam kitab Muqodimah,Ibnu Kholdun mengelaborasi tipologi politik menjadi tiga level : Al MULK AT- THOBI'I, AS- SIYASI, dan AL-KHILAFAH .

1.    Al MULK AT- THOBI'I
       Al Mulk At-Thobi'i adalah sebuah sistem pemerintahan yang orientasi kebijakanya sangat dominan dipengaruhi oleh karakter dasar manusia, yaitu ambisi kekuasaan dan keserakahan. Ibnu Khaldun menyatakan: 

" Sesungguhnya Al Mulk At-Thobi'i adalah mobilitas umum berdasarkan ambisi kekuasaan dan keserakahan.

2.     AS- SIYASI
            As- Siyasi Aadalah sistem pemerintahan yang orientasi kebijakanya sangat dominan dan di pengaruhi oleh kecakapanIntelektualitas dan atau rasionalitas. Ibnu Khaldun mendifinisikan As- Siyasi sebagai berikut: 

As- Siyasi adalah mobilitas umum atau masyarakat yang didasarkan pada pertimbangan pertimbangan rasional untuk menciptakan kemaslahatan serta menghindari madharat dalam kehidupan duniawi. 

3.      AL-KHILAFAH
         Al- Khilafah adalah mobilitas umum yang berdasarkan pandangan syari'at untuk meraih kemaslahatan duniawi dan ukhrowi 

        Karakter ketiga inilah yang di maksud Ibnu Khaldun sebagai representasi dari definisi politik Islam senada dengan ibnu kholdun ulama khanafiyah juga mendefinisikan politik atau siyasah sebagai upaya membangun kemaslahatan masyarakat di dunia dan akhirat . dari definisi siyasah diatas tidak bisa di pahami secara sempit bahwa politik islam adah berupa negara agama yang menerapkan hukum hukum islam secara formal, melainkan harus dipahami secara longgar bahwa, dalam politik islam, agama dijadikan ruh atau nilai nilai dan etika sosial . dalam kaitanya dengan hal ini Imam Syafi'i menyatakan :

"Tidak ada politik kecuali yang sesuai dengan Syari'at".

Ibn Qoyyim Al-Jauziyah merespon statemen Imam Syafi'i di dalam kitab at- Thuruq al- hukmy fi as-siyasah dengan ungkapan:

" Jika yang dimaksud adalah sistem politik tidak bertolak belakang dengan nilai nilai universal ( Maqosidus Syari'ah )maka itu benar. Akan tetapi, jika ungkapan tersebut diartikan tidak ada politik kecuali sesuai dengan syari'at secara tekstual maka hal itu adalah sebuah kekeliruan". 

        Setelah memahami definisi politik islam dari sebagian pendapat Ulama diatas bahwa politik islam memiliki spirit agung yang di cita citakan islam itu sendiri yaitu Menciptakan tatanan masyarakat yang madani yaitu suatu bentuk pencapaian kehidupan manusia dalam aspek pemikiran, jasmani, dan rohani yang di atur seperangkat hukum dan mempunyai tingkat kebudayaan serta peradaban yang tinggi. 
Namun demikian, ada apa dengan dunia politik  hari ini kita kembali pada pertanyaan di awal mengapa banyak ulama  yang berfatwa untuk menjauhi dunia perpolitikan dan klai subhat uang yang di peroleh dari politik? 

Apasih landasan riil dari fatwa fatwa terkait untuk menjauhi dunia politik?

         Dalam  Ikhya ulumiddinya Imam Al Ghazali melandasinya dengan  
dalil hadist tentang anjuran untuk menjauhi dunia kepolitikan yang tidak bisa lepas dari kedholiman serta pelakunya akan melakukan kedzoliman tersebut diantar landasan dalil tersebut adalah khabar Atau hadist 

IHYA ULUMIDDIN JUZ 2 HAL (490)

ﺃﻣﺎ اﻷﺧﺒﺎﺭ ﻓﺈﻧﻪ ﻟﻤﺎ ﻭﺻﻒ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ اﻷﻣﺮاء اﻟﻈﻠﻤﺔ ﻗﺎﻝ ﻓﻤﻦ ﻧﺎﺑﺬﻫﻢ ﻧﺠﺎ ﻭﻣﻦ اﻋﺘﺰﻟﻬﻢ ﺳﻠﻢ ﺃﻭ ﻛﺎﺩ ﺃﻥ ﻳﺴﻠﻢ ﻭﻣﻦ ﻭﻗﻊ ﻣﻌﻬﻢ ﻓﻲ ﺩﻧﻴﺎﻫﻢ ﻓﻬﻮ ﻣﻨﻬﻢ (¬1)
ﻭﺫﻟﻚ ﻷﻥ ﻣﻦ اﻋﺘﺰﻟﻬﻢ ﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﺇﻣﻤﻬﻢ ﻭﻟﻜﻦ ﻟﻢ ﻳﺴﻠﻢ ﻣﻦ ﻋﺬاﺏ ﻳﻌﻤﻪ ﻣﻌﻬﻢ ﺇﻥ ﻧﺰﻝ ﺑﻬﻢ ﻟﺘﺮﻛﻪ اﻟﻤﻨﺎﺑﺬﺓ ﻭاﻟﻤﻨﺎﺯﻋﺔ
ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺳﻴﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﺑﻌﺪﻱ ﺃﻣﺮاء ﻳﻜﺬﺑﻮﻥ ﻭﻳﻈﻠﻤﻮﻥ ﻓﻤﻦ ﺻﺪﻗﻬﻢ ﻳﻜﺬﺑﻬﻢ ﻭﺃﻋﺎﻧﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﻇﻠﻤﻬﻢ ﻓﻠﻴﺲ ﻣﻨﻲ ﻭﻟﺴﺖ ﻣﻨﻪ ﻭﻟﻢ ﻳﺮﺩ ﻋﻠﻲ اﻟﺤﻮﺽ (¬2)
ﻭﺭﻭﻯ ﺃﺑﻮ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﺑﻐﺾ اﻟﻘﺮاء ﺇﻟﻰ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ اﻟﺬﻳﻦ ﻳﺰﻭﺭﻭﻥ اﻷﻣﺮاء (¬3)
ﻭﻓﻲ اﻟﺨﺒﺮ ﺧﻴﺮ اﻷﻣﺮاء اﻟﺬﻳﻦ ﻳﺄﺗﻮﻥ اﻟﻌﻠﻤﺎء ﻭﺷﺮ اﻟﻌﻠﻤﺎء اﻟﺬﻳﻦ ﻳﺄﺗﻮﻥ اﻝﺃﻣﺮاء
ﻭﻓﻲ اﻟﺨﺒﺮ اﻟﻌﻠﻤﺎء ﺃﻣﻨﺎء اﻟﺮﺳﻞ ﻋﻠﻰ ﻋﺒﺎﺩ اﻟﻠﻪ ﻣﺎ ﻟﻢ ﻳﺨﺎﻟﻄﻮا اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻓﺈﺫا ﻓﻌﻠﻮا ﺫﻟﻚ ﻓﻘﺪ ﺧﺎﻧﻮا اﻟﺮﺳﻞ ﻓﺎﺣﺬﺭﻭﻫﻢ ﻭاﻋﺘﺰﻟﻮﻫﻢ (¬4)
ﺭﻭاﻩ ﺃﻧﺲ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ
IHYA ULUMIDDIN JUZ 1 HAL (67)

 ﻭﺃﻣﺎ ﻏﻴﺮﻩ ﻓﻼ ﻳﻘﺪﺭ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﺎﻟﺘﻌﺮﻳﺞ ﻋﻠﻰ اﻟﺘﻨﻌﻢ ﺑﺎﻟﻤﺒﺎﺡ ﺧﻄﺮ ﻋﻈﻴﻢ ﻭﻫﻮ ﺑﻌﻴﺪ ﻣﻦ اﻟﺨﻮﻑ ﻭاﻟﺨﺸﻴﺔ ﻭﺧﺎﺻﻴﺔ ﻋﻠﻤﺎء اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ اﻟﺨﺸﻴﺔ ﻭﺧﺎﺻﻴﺔ اﻟﺨﺸﻴﺔ اﻟﺘﺒﺎﻋﺪ ﻣﻦ ﻣﻈﺎﻥ اﻟﺨﻄﺮ
ﻭﻣﻨﻬﺎ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﺴﺘﻘﺼﻴﺎ ﻋﻦ اﻟﺴﻼﻃﻴﻦ ﻓﻼ ﻳﺪﺧﻞ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺃﻟﺒﺘﺔ ﻣﺎ ﺩاﻡ ﻳﺠﺪ ﺇﻟﻰ اﻟﻔﺮاﺭ ﻋﻦﻫﻢ ﺳﺒﻴﻼ ﺑﻞ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳﺤﺘﺮﺯ ﻋﻦ ﻣﺨﺎﻟﻄﺘﻬﻢ ﻭﺇﻥ ﺟﺎءﻭا ﺇﻟﻴﻪ ﻓﺈﻥ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﺣﻠﻮﺓ ﺧﻀﺮﺓ ﻭﺯﻣﺎﻣﻬﺎ ﺑﺄﻳﺪﻱ اﻟﺴﻼﻃﻴﻦ
ﻭاﻟﻤﺨﺎﻟﻂ ﻻ ﻳﺨﻠﻮ ﻋﻦ ﺗﻜﻠﻒ ﻓﻲ ﻃﻴﺐ ﻣﺮﺿﺎﺗﻬﻢ ﻭاﺳﺘﻤﺎﻟﺔ ﻗﻠﻮﺑﻬﻢ ﻣﻊ ﺃﻧﻬﻢ ﻇﻠﻤﺔ
ﻭﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﻣﺘﺪﻳﻦ اﻹﻧﻜﺎﺭ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭﺗﻀﻴﻴﻖ ﺻﺪﺭﻫﻢ ﺑﺈﻇﻬﺎﺭ ﻇﻠﻤﻬﻢ ﻭﺗﻘﺒﻴﺢ ﻓﻌﻠﻬﻢ ﻓﺎﻟﺪاﺧﻞ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺇﻣﺎ ﺃﻥ ﻳﻠﺘﻔﺖ ﺇﻟﻰ ﺗﺠﻤﻠﻬﻢ ﻓﻴﺰﺩﺭﻱ ﻧﻌﻤﺔ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻭ ﻳﺴﻜﺖ ﻋﻦ اﻹﻧﻜﺎﺭ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻓﻴﻜﻮﻥ ﻣﺪاﻫﻨﺎ ﻟﻬﻢ ﺃﻭ ﻳﺘﻜﻠﻒ ﻓﻲ ﻛﻼﻣﻪ ﻛﻼﻣﺎ ﻟﻤﺮﺿﺎﺗﻬﻢ ﻭﺗﺤﺴﻴﻦ ﺣﺎﻟﻬﻢ ﻭﺫﻟﻚ ﻫﻮ اﻟﺒﻬﺖ اﻟﺼﺮﻳﺢ ﺃﻭ ﺃﻥ ﻳﻄﻤﻊ ﻓﻲ ﺃﻥ ﻳﻨﺎﻝ ﻣﻦ ﺩﻧﻴﺎﻫﻢ ﻭﺫﻟﻚ ﻫﻮ اﻟﺴﺤﺖ ﻭﺳﻴﺄﺗﻲ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ اﻟﺤﻼﻝ ﻭاﻟﺤﺮاﻡ ﻣﺎ ﻳﺠﻮﺯ ﺃﻥ ﻳﺆﺧﺬ ﻣﻦ ﺃﻣﻮاﻝ اﻟﺴﻼﻃﻴﻦ ﻭﻣﺎ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﻣﻦ اﻹﺩﺭاﺭ ﻭاﻟﺠﻮاﺋﺰ ﻭﻏﻴﺮﻫﺎ
ﻭﻋﻠﻰ اﻟﺠﻤﻠﺔ ﻓﻤﺨﺎﻟﻄﺘﻬﻢ ﻣﻔﺘﺎﺡ ﻟﻠﺸﺮﻭﺭ ﻭﻋﻠﻤﺎء اﻵﺧﺮﺓ ﻃﺮﻳﻘﻬﻢ اﻻﺣﺘﻴﺎﻁ
IHYA ULUMIDDIN JUZ 1 HAL (224)

ﻟﺜﺎﻟﺜﺔ ﺃﻥ ﻳﻨﻈﺮ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﺄﺧﺬﻩ ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻣﻦ ﺣﻞ ﺗﻮﺭﻉ ﻋﻨﻪ {ﻭﻣﻦ ﻳﺘﻖ اﻟﻠﻪ ﻳﺠﻌﻞ ﻟﻪ ﻣﺨﺮﺟﺎ ﻭﻳﺮﺯﻗﻪ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﻻ ﻳﺤﺘﺴﺐ} 

ﻭﻟﻦ ﻳﻌﺪﻡ اﻟﻢﺗﻮﺭﻉ ﻋﻦ اﻟﺤﺮاﻡ ﻓﺘﻮﺣﺎ ﻣﻦ اﻝﺣﻞاﻝ ﻓﻼ ﻳﺄﺧﺬ ﻣﻦ ﺃﻣﻮاﻝ اﻷﺗﺮاﻙ ﻭاﻟﺠﻨﻮﺩ ﻭﻋﻤﺎﻝ اﻟﺴﻼﻃﻴﻦ ﻭﻣﻦ ﺃﻛﺜﺮ ﻛﺴﺒﻪ ﻣﻦ اﻟﺤﺮاﻡ ﺇﻻ ﺇﺫا ﺿﺎﻕ اﻷﻣﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻛﺎﻥ ﻣﺎ ﻳﺲﻟﻢ ﺇﻟﻴﻪ ﻻ ﻳﻌﺮﻑ ﻟﻪ ﻣﺎﻟﻜﺎ ﻣﻌﻴﻨﺎ ﻓﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﺄﺧﺬ ﺑﻘﺪﺭ اﻟﺤﺎﺟﺔ ﻓﺈﻥ ﻓﺘﻮﻯ اﻟﺸﺮﻉ ﻓﻲ ﻣﺜﻞ ﻫﺬا ﺃﻥ ﻳﺘﺼﺪﻕ ﺑﻪ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﺳﻴﺄﺗﻲ ﺑﻴﺎﻧﻪ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ اﻟﺤﻼﻝ ﻭاﻟﺤﺮاﻡ ﻭﺫﻟﻚ ﺇﺫا ﻋﺠﺰ ﻋﻦ اﻟﺤﻼﻝ ﻓﺈﺫا ﺃﺧﺬ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺃﺧﺬﻩ ﺃﺧﺬ ﺯﻛﺎﺓ ﺇﺫ ﻻ ﻳﻘﻊ ﺯﻛﺎﺓ ﻋﻦ ﻣﺆﺩﻳﻪ ﻭﻫﻮ ﺣﺮاﻡ

اﻟﺮاﺑﻌﺔ ﺃﻥ ﻳﺘﻮﻗﻰ ﻣﻮاﻗﻊ اﻟﺮﻳﺒﺔ ﻭاﻻﺷﺘﺒﺎﻩ ﻓﻲ ﻣﻘﺪاﺭ ﻣﺎ ﻳﺄﺧﺬﻩ ﻓﻼ ﻳﺄﺧﺬ ﺇﻻ اﻟﻢﻗﺪاﺭ اﻟﻢﺑﺎﺡ ﻭﻻ ﻳﺄﺧﺬ ﺇﻻ ﺇﺫا ﺗﺤﻘﻖ ﺃﻧﻪ ﻣﻮﺻﻮﻑ ﺑﺼﻔﺔ اﻻﺳﺘﺤﻘﻘﺎ ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﻳﺄﺧﺬﻩ ﺑﺎﻟﻜﺘﺎﺑﺔ ﻭاﻟﻐﺮاﻣﺔ ﻓﻼ ﻳﺰﻳﺪ ﻋﻠﻰ ﻣﻘﺪاﺭ اﻟﺪﻳﻦ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻳﺄﺧﺬ ﺑﺎﻟﻌﻤﻞ ﻓﻼ ﻳﺰﻳﺪ ﻋﻠﻰ ﺃﺟﺮﺓ اﻟﻢﺛﻞ ﻭﺇﻥ ﺃﻋﻄﻰ ﺯﻳﺎﺩﺓ ﺃﺑﻰ ﻭاﻣﺘﻨﻊ ﺇﺫ ﻟﻴﺲ اﻟﻢاﻝ ﻟﻠﻤﻌﻄﻲ ﺣﺘﻰ ﻳﺘﺒﺮﻉ ﺑﻪ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻣﺴﺎﻓﺮا ﻟﻢ ﻳﺰﺩ ﻋﻠﻰ اﻟﺰاﺩ ﻭﻛﺮاء اﻟﺪاﺑﺔ ﺇﻟﻰ ﻣﻘﺼﺪﻩ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻏﺎﺯﻳﺎ ﻟﻢ ﻳﺄﺧﺬ ﺇﻻ ﻣﺎ ﻳﺤﺘﺎﺝ ﺇﻟﻴﻪ ﻟﻠﻐﺰﻭ ﺧﺎﺻﺔ ﻣﻦ ﺧﻴﻞ ﻭﺳﻼﺡ ﻭﻧﻔﻘﺔ

ﻭﺗﻘﺪﻳﺮ ﺫﻟﻚ ﺑﺎﻻﺟﺘﻬﺎﺩ ﻭﻟﻴﺲ ﻟﻪ ﺣﺪ ﻭﻛﺬا ﺯاﺩ اﻟﺴﻔﺮ ﻭاﻟﻮﺭﻉ ﺗﺮﻙ ﻣﺎ ﻳﺮﻳﺒﻪ ﺇﻟﻰ ﻣﺎ ﻻ ﻳﺮﻳﺒﻪ

ﻭﺇﻥ ﺃﺧﺬ ﺑﺎﻟﻢﺳﻜﻨﺔ ﻓﻠﻴﻨﻈﺮ ﺃﻭﻻاﻟﻰ ﺃﺛﺎﺙ ﺑﻴﺘﻪ ﻭﺛﻴﺎﺑﻪ


Share:

Senin, 02 Januari 2023

Apakah Orang yang sudah meninggal bisa melihat keluarganya ? Simak penjelasanya

Apakah Orang yang berada di alam Barzakh bisa melihat kita? Simak penjelasanya.



    Kematian merupakan sesuatu keniscayaan yang dapat diketahui oleh seluruh umat manusia. Namun yang menjadi topik kajian dalam aqidah sam'iyat (keyakinan yang tidak bisa di buktikan dengan panca indra) ini adalah menyangkut tentang hakikat kematian itu sendiri. kematian menurut Al Ghozali di artikan sebagai peralihan keadaan ini, lanjutnya, mencakup terhadap dua kandungan. Pertama hilangnya fungsi seluruh indra yang dimiliki oleh manusia secara menyeluruh. Kedua, keterbukaanya untuk mengetahui sesuatu yang tak dapat ia ketahui di dunia. keterbukaan ini seperti yang di rasakan oleh orang yang baru terjaga dari tidurnya, terbuka baginya sesuatu yang tak dapat ia ketahui saat sedang tidur. Pada saat kematian datang maka terbukalah baginya kehidupan di Alam Barzakh. 
    Dari segi bahasa " barzakh" memiliki arti pemisah atau batas . Para ulama mengartikan Alam Barzakh sebagai periode pemisah (transisi) antara kehidupan dunia dan akherat. Kehidupan di barzakh memungkinkan seseorang untuk melihat kehidupan dunia dan akherat. jika di gambarkan, kehidupan dialam barzakh bagaikan berada dalam suatu ruangan terpisah yang terbuat dari kaca.  

ﻭﻗﺎﻝ ﻣﺠﺎﻫﺪ:
اﻟﺒﺮﺯﺥ اﻟﺤﺎﺟﺰ ﻣﺎ ﺑﻴﻦ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭاﻵﺧﺮﺓ
Imam Mujahid mengartikan Barzah 
 
ﻭﻗﺎﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻛﻌﺐ 
اﻟﺒﺮﺯﺥ ﻣﺎ ﺑﻴﻦ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭاﻵﺧﺮﺓ، ﻟﻴﺴﻮا ﻣﻊ ﺃﻫﻞ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻳﺄﻛﻠﻮﻥ ﻭﻳﺸﺮﺑﻮﻥ ﻭﻻ ﻣﻊ ﺃﻫﻞ اﻵﺧﺮﺓ ﻳﺠﺎﺯﻭﻥ ﺑﺄﻋﻤﺎﻟﻬﻢ.
 
Muhammad bin ka'b
ﻭﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺻﺨﺮ:
اﻟﺒﺮﺯﺥ اﻟﻤﻘﺎﺑﺮ ﻻ ﻫﻢ ﻓﻲ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﻻ ﻫﻢ ﻓﻲ اﻵﺧﺮﺓ، ﻓﻬﻢ ﻣﻘﻴﻤﻮﻥ ﺇﻟﻰ ﻳﻮﻡ ﻳﺒﻌﺜﻮﻥ، ﻭﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: ﻭﻣﻦ ﻭﺭاﺋﻬﻢ ﺑﺮﺯﺥ ﺗﻬﺪﻳﺪ ﻟﻬﺆﻻء اﻟﻤﺤﺘﻀﺮﻳﻦ ﻣﻦ اﻟﻈﻠﻤﺔ ﺑﻌﺬاﺏ اﻟﺒﺮﺯﺥ، 
Abu Shahr


Diantara Ayat  Al-Qur'an yang di jadikan tendensi adanya kehidupan di Alam Barzakh adalah surat Al-Mukminun Ayat 99-100. yang berbunyi :


ﺣﺘﻰ ﺇﺫا ﺟﺎء ﺃﺣﺪﻫﻢ اﻟﻤﻮﺕ ﻗﺎﻝ ﺭﺏ اﺭﺟﻌﻮﻥ (99) ﻟﻌﻠﻲ ﺃﻋﻤﻞ ﺻﺎﻟﺤﺎ ﻓﻴﻤﺎ ﺗﺮﻛﺖ ﻛﻼ ﺇﻧﻬﺎ ﻛﻠﻤﺔ ﻫﻮ ﻗﺎﺋﻠﻬﺎ ﻭﻣﻦ ﻭﺭاﺋﻬﻢ ﺑﺮﺯﺥ ﺇﻟﻰ ﻳﻮﻡ ﻳﺒﻌﺜﻮﻥ (100)
        Artinya : ( Demikianlah keadaan orang orang kafir itu,) hingga apabila datang kematian seseorang dari mereka, Dia berkata: " ya tuhanku kembalikan aku (ke dunia), Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali- kali tidak. Sesungguhnya itu hanyalah perkataan saja. Dan di hadapan mereka ada Barzakh (pemisah) sampai hari mereka di bangkitkan.
(Q.S Al- Mukminun: 99-100).

    Dari penjelasan di atas muncullah sebuah pertanyaan . lalu Apakah Orang yang berada di Alam Barzakh bisa melihat keluarga di dunia ? Untuk mengetahui jawabanya simak penjelasanya.
   

Apakah Orang yang sudah meninggal bisa melihat  kita? Simak penjelasanya 

    Dalam kitab Fatawi fiqhiyyah Imam Ibnu Hajjar Al-Haitami pernah di tanya ? Apakah orang yang telah mati bisa mengetahui keadaan orang  yang masih hidup , Maka  Ibnu Hajar Al- Haitami menjawab "ya bisa melihat" karena berdasarkan Hadist Imam Ahmad ; 

إن أعمـالكـم تعـرض على أقاربكــم وعشائركــم من الأموات فإن كان خيـرا استبشرو به وإن كان غير ذالك قالوا اللهــم لا تمتهـم حتى تهديهم كـما هديتنا ( رواه أحمـد)

Artinya 

    Sesungguhnya amal kalian di haturkan pada keluarga dan kerabat kalian yang telah meninggal.  Jika amal itu baik , maka mereka mereka merasa bahagia denganya. Sedangkan jika tidak demikian, maka mereka berkata" ya Allah, janganlah engkau matikan mereka sampai engkau memberi hidayah kepada mereka sebagaimana Engkau berikan hidayah kepada kami. ( H.R. Ahmad) 

Berdasarkan hadis diatas dapat di pahami juga bahwa yang mengetahui hanyalah kerabat kerabat yang sholih.

  تعـرض الأعمـال يوم الإثنين والخميس على الله تعالى و تعـرض على الأنبياء على الأباء و اللأمهـات يوم الجمعة فيفـرحون بحسناتهم وتزداد وجوههـم بياضا وإشراقا وتقوا الله ولا تؤ ذوا موتكـم  روه حاكـم 

Artinya :
" Amal- amal di haturkan pada hari senin dan kamis kepada Allah S.W.T. Dan di haturkan kepada para Nabi, para Ayah, para Ibu pada hari Jum'at. sehingga mereka senang dengan amal yang baik, bertambah cerah dan bersinar wajah mereka, maka bertaqwalah pada Allah dan janganlah menyakiti orang yang meninggal di antara kalian. ( H.R. Hakim) 





REFERENSI
Tafsir ibnu Katsir surat Al mukminun Ayat 99-100
Fatawi fiqhiyah Al-Qubro.hal 29 juz 2

(ﻭﺳﺌﻞ) 
ﻓﺴﺢ اﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﻣﺪﺗﻪ ﻫﻞ ﻳﻌﻠﻢ اﻷﻣﻮاﺕ ﺑﺄﺣﻮاﻝ اﻷﺣﻴﺎء ﻭﺑﻤﺎ ﻫﻢ ﻓﻴﻪ؟
(ﻓﺄﺟﺎﺏ)
 ﺑﻘﻮﻟﻪ ﻧﻌﻢ ﻟﺤﺪﻳﺚ ﻣﺴﻨﺪ ﺃﺣﻤﺪ «ﺇﻥ ﺃﻋﻤﺎﻟﻜﻢ ﺗﻌﺮﺽ ﻋﻠﻰ ﺃﻗﺎﺭﺑﻜﻢ ﻭﻋﺸﺎﺋﺮﻛﻢ ﻣﻦ اﻷﻣﻮاﺕ ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﺧﻴﺮا اﺳﺘﺒﺸﺮﻭا ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ ﻗﺎﻟﻮا اﻟﻠﻬﻢ ﻻ ﺗﻤﺘﻬﻢ ﺣﺘﻰ ﺗﻬﺪﻳﻬﻢ ﻛﻤﺎ ﻫﺪﻳﺘﻨﺎ» ﻭﺑﻪ ﻳﻌﻠﻢ ﺃﻧﻬﺎ ﺇﻧﻤﺎ ﺗﻌﺮﺽ ﻋﻠﻰ ﺻﺎﻟﺤﻲ اﻷﻗﺎﺭﺏ ﻭﻓﻲ ﺭﻭاﻳﺔ ﻷﺑﻲ ﺩاﻭﺩ اﻟﻄﻴﺎﻟﺴﻲ «ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ ﻗﺎﻟﻮا اﻟﻠﻬﻢ ﺃﻟﻬﻤﻬﻢ ﺃﻥ ﻳﻌﻤﻠﻮا ﺑﻄﺎﻋﺘﻚ» ﻭﻓﻲ ﺣﺪﻳﺚ ﺿﻌﻴﻒ «ﺇﻥ ﻧﻔﺲ اﻟﻤﺆﻣﻦ ﺇﺫا ﻗﺒﻀﺖ ﺗﻠﻘﺎﻫﺎ ﺃﻫﻞ اﻟﺮﺣﻤﺔ ﻣﻦ ﻋﺒﺎﺩ اﻟﻠﻪ ﻛﻤﺎ ﻳﻠﻘﻮﻥ اﻟﺒﺸﻴﺮ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻓﻴﻘﻮﻟﻮﻥ اﻧﻈﺮﻭا ﺻﺎﺣﺒﻜﻢ ﻟﻴﺴﺘﺮﻳﺢ ﻓﺈﻧﻪ ﻓﻲ ﻛﺮﺏ ﺷﺪﻳﺪ ﺛﻢ ﻳﺴﺄﻟﻮﻧﻪ ﻣﺎ ﻓﻌﻞ ﻓﻼﻥ ﻭﻓﻼﻧﺔ ﻫﻞ ﺗﺰﻭﺟﺖ» اﻟﺤﺪﻳﺚ ﻭﻓﻴﻪ «ﺇﻥ ﺃﻋﻤﺎﻟﻜﻢ ﺗﻌﺮﺽ ﻋﻠﻰ ﺃﻗﺎﺭﺑﻜﻢ ﻭﻋﺸﺎﺋﺮﻛﻢ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ اﻵﺧﺮﺓ ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﺧﻴﺮا ﻓﺮﺣﻮا ﻭاﺳﺘﺒﺸﺮﻭا ﻭﻗﺎﻟﻮا اﻟﻠﻬﻢ ﻫﺬا ﻓﻀﻠﻚ ﻭﺭﺣﻤﺘﻚ ﻓﺄﺗﻤﻢ ﻧﻌﻤﺘﻚ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺃﻣﺘﻪ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻭﻳﻌﺮﺽ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻋﻤﻞ اﻟﻤﺴﻲء ﻓﻴﻘﻮﻟﻮﻥ اﻟﻠﻬﻢ ﺃﻟﻬﻤﻪ ﻋﻤﻼ ﺻﺎﻟﺤﺎ ﺗﺮﺿﻰ ﺑﻪ ﻭﻳﻘﺮﺑﻪ ﺇﻟﻴﻚ» ﻭﺭﻭﻯ اﻟﺘﺮﻣﺬﻱ اﻟﺤﻜﻴﻢ ﺣﺪﻳﺚ «ﺗﻌﺮﺽ اﻷﻋﻤﺎﻝ ﻳﻮﻡ اﻻﺛﻨﻴﻦ ﻭاﻟﺨﻤﻴﺲ ﻋﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻭﺗﻌﺮﺽ ﻋﻠﻰ اﻷﻧﺒﻴﺎء ﻭﻋﻠﻰ اﻵﺑﺎء ﻭاﻷﻣﻬﺎﺕ اﻟﺠﻤﻌﺔ ﻓﻴﻔﺮﺣﻮﻥ ﺑﺤﺴﻨﺎﺗﻬﻢ ﻭﺗﺰﺩاﺩ ﻭﺟﻮﻫﻬﻢ ﺑﻴﺎﺿﺎ ﻭﺇﺷﺮاﻗﺎ ﻓﺎﺗﻘﻮا اﻟﻠﻪ ﻭﻻ ﺗﺆﺫﻭا ﺃﻣﻮاﺗﻜﻢ» ﻭﻓﻲ ﺣﺪﻳﺚ اﺑﻦ ﺃﺑﻲ اﻟﺪﻧﻴﺎ «ﻻ ﺗﻔﻀﺤﻮا ﻣﻮﺗﺎﻛﻢ ﺑﺴﻴﺌﺎﺕ ﺃﻋﻤﺎﻟﻜﻢ ﻓﺈﻧﻬﺎ ﺗﻌﺮﺽ ﻋﻠﻰ ﺃﻭﻟﻴﺎﺋﻜﻢ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ اﻟﻘﺒﻮﺭ» .

  

Share:


 

Share:

Do'a Melahirkan Agar Lancar menurut Syech Sulaiman bin Muhammad bin Umar Al-Bujairami

  Pengalaman melahirkan adalah momen yang penuh keajaiban dan kebahagiaan bagi setiap ibu. Namun, bagi beberapa wanita, proses melahirkan ju...