Istri Telah Melakukan Lebih Dari Kewajibannya (Hadiah Asyura')
Menurut saya istri dan kebanyakan wanita Indonesia telah melakukan lebih dari kewajiban sebagai istri, mulai masak, bersih-bersih rumah, ngurus anak sampai jemput ke sekolah, bahkan ada yang ikut membantu ekonomi suami, tanpa mengeluh dan tidak menuntut lebih banyak pemberian dari suami.
Di hari Asyura' ini saya turuti keinginan istri (asal jangan diborong semua). Baik sandang, pangan, papan, paketan dan perawatan. Itung-itung mengamalkan hadis berikut:
مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ فِى يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ السَّنَةَ كُلَّهَا
”Barangsiapa melapangkan belanja kepada keluarganya di hari Asyura’, maka Allah melapangkan kepadanya selama setahun, keseluruhan” (HR Thabrani, al-Baihaqi dan Abu Syaikh)
Kalau hadis ini dinilai palsu tidak tepat, sebab dikomentari oleh Amirul Mukminin di bidang hadis:
ﻭﺗﻌﻘﺐ اﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﺣﻜﻢ اﺑﻦ اﻟﺠﻮﺯﻱ ﺑﻮﺿﻌﻪ
Ibnu Hajar mengkaji ulang tuduhan palsu oleh Ibnu Jauzi terhadap hadis di atas (Faidl Al-Qadir 4/235)
Ada beberapa ulama yang mengkategorikan sebagai hadis yang kuat secara akumulasi, termasuk Al-Hafidz Iraqi dan Al-Baihaqi. Bahkan beliau mencantumkan riwayat ulama Salaf:
ﻋﻦ ﺇﺑﺮاﻫﻴﻢ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ اﻟﻤﻨﺘﺸﺮ، ﻗﺎﻝ: " ﻛﺎﻥ ﻳﻘﺎﻝ: ﻣﻦ ﻭﺳﻊ ﻋﻠﻰ ﻋﻴﺎﻟﻪ ﻳﻮﻡ ﻋﺎﺷﻮﺭاء ﻟﻢ ﻳﺰاﻟﻮا ﻓﻲ ﺳﻌﺔ ﻣﻦ ﺭﺯﻗﻬﻢ ﺳﺎﺋﺮ ﺳﻨﺘﻬﻢ "
Ibrahim bin Muhammad bin Muntasyir berkata: "Barang siapa memberi kelapangan untuk keluarga di hari Asyura maka mereka senantiasa dalam kelapangan rezeki selama setahun" (Syuab al-Iman)
Setelah lelah keliling dan mendapatkan keinginannya, istri bilang: "Seandainya tiap hari adalah hari Asyura'..."
Suami jawab: "Tekor pessenah telor..."