Selasa, 27 Desember 2022
NAMA NAMA PASUKAN PERANG BADAR
Minggu, 25 Desember 2022
ISLAM DALAM NEGARA INDONESIA
ISLAM DALAM NEGARA INDONESIA
Pembahasan seputar keterkaitan tentang agama (Islam ) dan politik selalu menjadi tema yang sangat menarik tidak saja bagi kalangan Muslim yang kukuh dalam memegang ajaran agamanya tapi juga kalangan muslim sekuler pembahasan ini setidaknya bersumber dari dua permasalahan pokok yaitu Apakah misi nabi Muhammad saw berkaitan politik, kenegaraan, dan pemerintahan ,dan apakah sistem dan bentuk pemerintahanya terdapat dalam islam?
Persoalan diatas muncul karena ajaran islam yang di bawa Nabi muhammad saw tidak saja memberikan panduan bagi umat islam untuk meraih kebahagian di dunia dan di akhirat tapi juga secara garis besar memberikan panduan tentang perinsip perinsip kehidupan bermasyarkat . selainitu faktor penyebabnya adalah tidak adanya petunjuk dari Nabi muhammad. saw dalam hal suksesi kepemimpinan pasca nabi sistem pemerintahan, dan cara pembentukanya . boleh jadi diamnya nabi dalam masalah masalh ini bertujuan agar umat islam ini bertujuan agar umat islam membangun sebuah sistim pemerintahan yang sesuai dengan kondisi sosial dan masyarakat islam yang berkembang secara dinamis .
Karena itu tidak heran jika umat Islam di belahan bumi ini mempraktikan beragam sistem dan dan bentuk pemerintahan dalam rentang sejarahnya. kita dapat menyaksikan betapa umat Islam pasca nabi sampai dalam abad modern ini menggunakan sistem dan bentuk pemerintahan mulai dari bentuk kekhalifahan yang demokratis sampai dengan bentuk yang republik dan dinasti monarki yang absolut. Terjadinya keragaman praktek dan sistem bernegara ini di pengaruhi bukan hanya oleh kondisi lingkungan , budaya, tuntutan zaman, tingkat peradaban, pemikiran asing, tapi juga di pengaruhi oleh ajaran normatif Islam.
Keragaman dalam sistem dan bentuk pemerintahan ini , melahirkan beberapa pemikiran politik Islam yang diintrodusir oleh para pemikir pemikir Muslim. Keragaman ini lahir karena mereka memiliki cara penafsiran dan pemahaman yang berbeda terhadap hubungan anatara agama dan negara dalam penafsiran terhadap ajaran Islam yang terkait dengan pemikiran politik dan pemerintahan. Dalam perkembangan sejarahnya, pemahaman dan penafsiran Islam terkait dengan poolitik dan pemerintahan melahirkan tiga kelompok.
Pertama kelompok yamg menyatakan bahwa Islam mempunyai sistem politik,dan pemerintahan. Kedua kelompok yang menyatakan bahwa di dalam Islam tidak ada sistem politik dan pemerintahan tetapi memiliki ajaran tentang kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Ketiga kelompok yang menyatakan bahwa Islam tidak ada kaitanya dengan politik dan pemerintahan.
Lalu bagaimana dengan Republik Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam? Indonesia lahir sebagai Nation State berawal dari sebuah proses kolonialisme panjang setelah sebelumnya setelah kerajaan Hindu Budha dan Kerajaan Ialam telah berdiri di negri IndonesiaDengan latar belakang sistem pemerintahan yang cukup mapan. lahirnya pancasila sebagai dasar indinesia sejatinya melalui proses perdebatan dan menguras energi para pendiri bangsa ini. ia lahir dari sebuah perenungan mendalam terhadap falsafah serta nilai nilai luhur masyarakat dan agama.
Lalu bagaimana para pendiri bangsa tidak mengambil dasar agama Islam sebagai landasan negara, sentara mayoritas penduduk indonesia beragama Islam ?
Pertama kali islam datang di indonesia , di bawa oleh para pedagang gujarat dan hadromaut sekitar pada abad ke 13. berbeda dengan proses islamisasi di negara lain. kedatanga islam ke Nusantara berlangsung secara Damai tanpa melalui peperangan. mereka datang bukan sebagai agama penakhluk dan penjajah. mereka hanya datang sebagai pedagang dengan memanfaatkan kecerdasan, dan peradaban mereka yang tinggi untuk kepentingan dakwah, serta mereka menggunakan harta kekayaanya untuk kepentingan dakwah.bukan untuk memperkaya diri sendiri.
Islam dapat di terima di dikalangan masyarakat Nusantara karena pedagang menggunakan budaya, adat dan bahasa penduduk setempat sebagai pintu masuk dakwah mereka. mereka tidak menggunakan kekuatan ( power). Para penganjur Islam ini tidak memaksakan budaya asal mereka berhadapan dengan budaya masyarakat setempat. Sebaliknya mereka mengakomodasi budaya budaya masyarakat setempat melalui proses akulturasi tanpa merubahnya secara radikal. Jika budaya masyarakat setempat ini tidak bertentangan dengan ajaran islam, maka mereka menghargai dan menggunakanya sebagai sarana dakwah dengan sentuhan Islam.
Dengan cara Islamisasi kultur ini sekarang kita masih dapat menyaksikan warisan warisan budaya hindu dan Budha di Indonesia seperti Candi Borobudhur dan prambanan tanpa sedikitpun di hancurkan untuk kepentingan dakwah Islam. keduanya sampai sekarang ini tetap berdiri kokoh sekalipun penduduk sekitar Candi sekarang mayoritas beragama Islam. bahkan sampai sekarang umat budha di indonesia masih bisa menggunakanya secara bebas sebagai tempat suci tanpa ada gangguan dari Umat Islam.
Proses Islamisasi kultural ini sangat berpengaruh besar terhadap cara beragama umat islam di Indonesia yang sangat khas di banding dengan Islam di tempat lain. SEjak pertama kali datang ke Indonesia, Islam sudah bersentuhan dengan pluralitas budaya dan agama agama mapan yang sudah ada berabad abad sebelumnya. karena sejak awal terbiasa hidup dalam keberagaman, umat Islam tetap memberikan ruang hidup bagi penganut agama lain.
Sikap moderat dan Inklusif ini juga tercermin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. sekalipun umat islam di indonesia adalah mayoritas tidak pernah memaksakan islam sebagai dasar formal negara Indonesia. Para founding Fathers kita sejak awal menyadari bahwa Indonesia adalah bangsa yang plural dari segi agama dan budaya. Karena itu mereka tidak menginginkan Islam sebagai Dasar formal negara Indonesia. Alih alih memilih negara islam sebagai dasar negara Indonesia. Mereka menjadikan Pancasila sebagai dasar negara. Bagi para founding fathers kita, pancasila bukan saja tidak bertentangan dengan ajaran ajaran agama di indonesia, tapi juga mampu menjadi pemersatu bangsa yang plural. Pancasila adalah pilihan yang cerdas untuk mencaga keutuhan bangsa Indonesia.
Pertanyaanya adalah, mengapa negara Republik Indonesia tidak berasaskan Islam sekalipun mayoritas penduduknya beragama Islam?
Menurut K.H Hasyim Muzadi karena selalu ada jarak antara antara simbol dan bentuk formal agama dengan realitas pelaksanaan ajaran agama. sekalipun sebuah negara berasaskan Islam atau berbentuk negara Islam, tidak secara otomatis nilai nilai ajaran Islam dapat dilaksanakan secara baik dalam pelaksanaan sistem kenegaraan. seringkali sebuah negara yang berasaskan Islam justru para penguasanya adalah seorang diktator. kerap kali kita menyaksikan banyak penguasa sebuah negara berasaskan Islam justru para penguasanya menjalankan roda pemerintahanya dengan cara cara yang sama sekali bertentangan dengan ajaran islam itu sendiri. Mereka menumpuk kekayaan pribadi dan mewariskanya kepada keturunan mereka sendiri sementara rakyat mereka kelaparandan menderita.
Sebagai seorang muslim K.H Hasyim Muzadi berkeyakinan bahwa Sebuah negara yang berasaskan Islam tapi prilaku penguasanya jauh dari nilai nilai Islam ajaran Islam, maka ini tidak lebih baik dari di banding sebuah negara yang tidak berasaskan Islam tetapi prilaku penyelenggaraan negaranya sesuai dengan nilai nilai substansi ajaran Islam. Negara Republik Indonesia adalah contoh sebuah negara yang tidak berdasarkan agama tapi nilai nilai nilai nilai substansi agama di bawa di level Negara Indonesia ini pada giliranya akan menjadi akumulasi sosiologis dan titik temu di tingkat penyelenggaraan negara dan mewarnai setiap produk hukum dan Perundangan.
Sebaliknya teks teks agama tidak menjadi pilihan bangsa Indonesia di tingkat penyelenggaraan negara secara formal karena teks teks agama ini pasti berbeda antara satu agama dan dengan agama yang lain. jika di paksakan teks teks agama ini dalam berkehidupan bernegara, maka pasti menimbulkan benturan teologis antar umat sesama pemeluk agama. sekalipun tidak berdasarkan agama secara formal Indonesia bukanlah negara sekuler. Indonesia adalah negara berketuhanan yang maha esa. karena itu negara tidak saja memberikan perlindungantapi juga mengatur hubungan umat beragama tanpa melakukan intervensi terhadap ajaran teologis setiap agama. dengan demikian, negara akan terlindungi oleh negara, sementara pelaksanaan secara sempurna baik tekstual maupun substansi agama agama di serahkan sepenuhnya kepada organisasi organisasi sosial agama yang ada seperti NU, Muhamaddiyah, PGI, Walubi Dan sebagainya,
Sebalaiknya negara sekuler hampir tidak memberikan ruang baik agama secara formal maupun substansinya, didalam setiap produk hukum dan penyelenggara negara.agama selalu vis a vis dengan negara. Karena itu, seringkali sebuah negara sekuler menerapkan aturan hukum dan perundangan yang justru bertentangan dengan ajaran-ajaran agama yang ada di negara itu. Misalnya, karena mengatasnamakan keadilan dan hak-hak asasi manusia, salah satu negara sekuler di Eropa mengeluarkan undang-undang yang mensahkan perkawinan antar sesama jenis,padahal perkawinan antara sesama jenis ini bertentangan dengan dengan ajaran agama-agama. Wa Allahu a'lam bi al-shawab.
Sumber diambil dari kata sambutan kh hasyim muzadi pembaca ahli dalam buku IJTIHAD POLITIK ISLAM NUSANTARA
Do'a Melahirkan Agar Lancar menurut Syech Sulaiman bin Muhammad bin Umar Al-Bujairami
Pengalaman melahirkan adalah momen yang penuh keajaiban dan kebahagiaan bagi setiap ibu. Namun, bagi beberapa wanita, proses melahirkan ju...