Kemudian berita tersebut sampai ketelinga sang kholifah dan meminta agar si pemuda di tangkap dan dibawa ke hadapan sang kholifah. Pada saat pemuda itu menuju ke kholifah dalam hatinya berkata: “ Jika Allah menyelamatkanku dari kejadian ini maka aku membuat walimah dan membacakan mauled nabi saw.” Saat pemuda itu sampai di hadapannya , sang kholifahpun memandangnya sambil tertawa, padahal sebelumnya sangat marah.
Sang kholifah berkata : “wahai pemuda apakah engkau pandai bersihir?”Tanya kholifah. “ Tidak, demi Allah wahai Amirul Mukminin, jawab si pemuda.
Kholifah : Aku telah memaafkanmu dari qishos tapi katakanlah apa yang kau katakan (dalam hati),?
Pemuda : jika Allah menyelamatkanku dari kejadian ini maka aku akan membuat walimah dan meminta dibacakan maulid Nabi,
Kholifah : Aku telah memaafkanmu dan ini uang 1000 dinar untuk merayakan maulid Nabi .
Engkau telah kubebaskan dari darah anakku (qishos).
Pemuda itupun keluar dari kediaman sang kholifah Mendapat ampunan qishos di kasih uang 1000 dinar, semoga kita diberi pertolongan oleh Allah bisa membaca maulid secara dawaam.. Allahumma sholi a'ala sayyidina Muhammad.... ( di ambil dari kitab ianatut tholibin karya al alim al alamah abi bakr almashur bi sayyyid bakri bin sayyid muhammad satho ad dhimyati. juz 3 hal 415 cetakan darul ashosoh mesir.)
AKIBAT TIDAK BERDIRI SAAT BACA BARZANJI
Suatu ketika Sayyid Alawi Al-Maliki menceritakan bahwa orang tuanya yaitu almarhum Sayyid Abbas Al-Maliki, pernah berada di Baitul Maqdis untuk menghadiri peringatan Maulid Nabi pada malam ‘Ied Milad An-Nabawi. Lalu dibacakanlah Maulid Al-Baryzanji di sana. Saat itu, Sayyid Abbas melihat seorang lelaki tua beruban yang berdiri dengan khidmat sepanjang acara Maulid Nabi dengan penuh adab mulai dari awal sampai acara selesai. Ia heran, lalu bertanya padanya mengapa berdiri sedemikian lama sementara usianya sudah tua. Lelaki tua itu bercerita bahwa dulu ia tidak mau berdiri pada acara peringatan Maulid Nabi. Karena Ia yakin peringatan Maulid Nabi merupakan bid’ah sayyi’ah (bid’ah yang buruk). Namun suatu malam ia bermimpi dalam tidurnya. Dia bersama sekelompok orang yang bersiap-siap menunggu kedatangan Nabi Muhammad SAW. Saat cahaya wajah Nabi Muhammad laksana bulan purnama ( badru muhayyah) itu muncul, sekelompok orang itu bangkit dengan berdiri menyambut kehadiran Rasulullah SAW. Sungguh tak disangka, ia tiba-tiba tidak mampu bangkit, . Hanya dia tok , laluRasullullah SAW lalu bersabda kepadanya, “Kamu tidak akan bisa berdiri.”
Ia kemudian bangun dari tidurnya. Betapa sedihnya hatinya, ternyata ia bangun tidur dalam keadaan duduk dan lumpuh, tak mampu berdiri. Berbulan-bulan ia menderita.
kemudian ia bernazar jika Allah menyembuhkan sakitnya ini, ia akan berdiri mulai awal pembacaan Maulid Nabi sampai akhir bacaan.
Sebuah keajaiban, tak berapa lama kemudian Allah menyembuhkannya. Maka ia pun selalu berdiri mulai awal pembacaan Maulid Nabi sampai akhir bacaan untuk memenuhi nazarnya karena mengagungkan Rasulullah Saw.
Kisah ini bersumber pada Kitab Al-Hadyut taamm fii Mawaaridil Maulidinnabawiyyi Wa Maa I’tiida Fiihi Minal Qiyaam karya Sayyid Muhammad Ali bin Husein Al-Maliki Al-Makki (1287 H – 1367 H).