Pencarian

Minggu, 06 November 2022

PERBUATAN MANUSIA DICIPTAKAN ALLAH

 PERBUATAN MANUSIA DICIPTAKAN ALLAH



    Pandangan teologis tentang hakikat perbuatan manusia, merupakan tema pokok yang berakibat pada runcingnya perbedaan antara dua mazhab teologis terdahulu, yaitu Qadariyah Dan Jabariyah. Seperti telah di jelaskan dalam bab sebelumnya, bahwa Qadariyah adalah sekte dalam islam yang berpandangan bahwa semua perbuatan yang dilakukan oleh manusia murni karena kehendaknya sendiri, tanpa ada campur tangan dari kehendak Allah, karena hanya dengan pandangan seperti itulah perbuatan manusia dapat ditagih pertanggung jawabannya di sisi Allah pada saat hari hisab nanti.

Pandangan Jabariyah

          Secara garis besar  Jabariyyah berpandangan bahwa semua perbuatan manusia sejatinya merupakan ketentuan Tuhan dan kehendakNya. Manusia sama sekali tak mampu untuk menghindar dari ketentuan garis takdir , karena itu, bagi mereka manusia tidak dapat di tuntut untuk bertanggung jawab atas semua perbuatanya, entah itu perbuatan baik dan buruk. Sebab semua itu berasal dari Tuhan dan atas kehendak Nya yang mutlak. Karena pandangan mereka yang cendrung pada keterpaksaan  manusia atas kuasa tuhan mereka di kenal dengan sebutan Jabariyyah.

           Rumusan teologis seperti ini mereka dasarkan pada firman Allah pada surat Ash Shaffat Ayat 96:

        Artinya:"Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu".(Qs.Ash Shaffat : 96)

       Juga dalam surat An Nisa' ayat 78: 

       Artinya:"Dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)".  Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) Hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun?."(Qs An Nisa' : 78)

     Dengan pandangan teologis seperti ini, Jabariyah menganggap bahwa Allah tidak akan meminta pertanggung jawban kepada Manusia atas semua perbuatan yang telah mereka lakukan,karena semua perbuatan mereka bersumber dari ketetapan yang telah digariskan oleh Allah sendiri.Dari  Allah mustahil menanyakan suatu hal yang ia kehendaki sendiri. Sebagai lawan dari paham ini adalah qodariyah.

Pandangan Qodariyah. 

Sebagai lawan dari pamah jabariyyah muncul sebuah paham yang berpandangan bahwa semua perbuatan manusia murni di dasarkan pada kehendaknya sendiri, tanpa ada pengaruh dari takdir yang telah di gariskan oleh tuhan.karena dengan konsep seperti inilah, manusia secara logis dapat di tuntut pertanggung jawabanya melak di akherat. Dengan pandangan seperti ini mereka disebut dengan nama paham Qodariyah ( paham kemampuan manusia).

Pandangan ini mereka dasarkan pada firman Allah dalam surat Ar Ra'du ayat 11;

 

Artinya;

 "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehinga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri."(Qs.Ar Ra'du ; 11)

          Jauh sebelum munculnya sekte ini, Rasulullah Saw sudah mempredisikan datangnya paham ini, dalam hadits riwayat Imam Ahmad; 

    Artinya: "pada setiap kaum terdapat orang majusi.Dan majusi umatku adalah mereka yang perpendapat tidak ada takdir. Maka ketika mereka sakit janganlah kalian jenguk dan ketika mereka meninggal, janganlan kalian saksikan."(HR.Ahmad)

      Juga dalam hadits riwayat Imam At Tarmidzi: 

      Artinya:

"Ada dua golongan dari umatku yang tidak masuk dalam bagian islam, yaitu kaum murjiah dan qadariyah."(HR.At Tarmidzi)

       Sedangkan golongan jabariyah berpandangan sebaliknya, mereka menganggap bahwa manusia sama sekali tidak memiliki daya untuk melakukan perbuatan yang mereka kehendaki, karena semua perbuatan yang dilakukan oleh manusia sejatinya sudah ditetapkan oleh Allah dan manusia tak akan mampu untuk merubah ketetapan itu.

Pandangan Ahlussunnah

     Dalam menyikapi dua kutub pemikiran ini,Al-Asy'ari menampilkan pandangan teologis yang berbeda.Hasil ijtihadnya tentang perbuatan manusia cukup berbeda dengan kedua pandangan Qadariyah dan Jabariyah.Beliau menyimpulkan bahwa perbuatan manusia telah diciptakan oleh Allah, namun dalam diri manusia juga terdapat daya (al kasb) yang dapat digunakan oleh mereka untuk menggerakan tubuhnya dalam berbuat dan berusaha,meskipun daya yang dimiliki itu bersifat terbastas dan tidak efektif.

     Rumusan ini didasarkan pada dalil-dalil Al-Quran yang menjelaskan bahwa perbuatan yang dilakukan manusia itu sama persis atau terpaku dengan ketentuan kehendak Allah. Seperti dalam surah Al Anfal Ayat 17:

       Artinya;" Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allahlah yang melempar ".(Qs.Al Anfal;17)

       Al Asy'ari menepis pandangan Qadariyah dengan berbagai dadil dari Al Quran dan Hadits yang banyak sekali menjelaskan bahwa perbuatan manusia itu diciptakan olehNya, seperti yang terdapat dalam surah Ash Shaffat ayat 96;

       Artinya;Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu".(Qs.Ash Shaffat ;96)

       Sedangkan dalam menyangkal pandangan jabariyah,Al Asy'ri menggunakan pendekatan rasional dalam menjawabnya, ia mengungkapkan bahwa manusia dapat mengetahui dan merasakan sendiri bahwa dirinya sama sekali tidak mendapatkan kekangan dalam melalukan perbuatan apapun,hal ini dapat dibuktikan lewat berbedanya gerakan yang dihasilkan oleh manusia dalam keadaan normal seperti saat mereka menulis, dan gerakan disaat mereka mengalami salah satu tekanan seperti saat mereka memanggil kedinginan. Karena pada saat itu tubuhnya bergerak dengan tanpa kehendaknya. Dua macam gerakan yang berbeda antara menulis dan gerakan dalam keadaan menggigil ini merupakan salah satu bukti bahwa manusia tidak mendapat kekangan atas perbuatan yang mereka lakukan .

        Jika di telah lebih lanjut ,pandangan Al Asy'ari tentang  perbuatan manusia ini merupakan merupakan sebuah pandangan teologis yang berada di tengah-tengah di antara Qadariyah dan Jabariyah. Namun banyak sekali kalangan yang membuat Al Asy'ari sebagai Jabariyah "model baru", karena sejatinya pandangan yang diciptakan oleh Al Asy'ari maka menetapkan bahwa semua perbuatan manusia itu tetap tunduk pada kehendak tuhan seperti yang dipahami oleh Jabariyah,titik perbedaanya hanya ada dalam pemberian daya kemampuan ( Al kasb ) yang membuat manusia dapat bergerak sesuai keinginanya, meskipun daya itu sama sekali tidak bersifat efektif.      

Share:

0 comments:

Do'a Melahirkan Agar Lancar menurut Syech Sulaiman bin Muhammad bin Umar Al-Bujairami

  Pengalaman melahirkan adalah momen yang penuh keajaiban dan kebahagiaan bagi setiap ibu. Namun, bagi beberapa wanita, proses melahirkan ju...