Pencarian

Kamis, 13 Juli 2023

Do'a Melahirkan Agar Lancar menurut Syech Sulaiman bin Muhammad bin Umar Al-Bujairami

 

Pengalaman melahirkan adalah momen yang penuh keajaiban dan kebahagiaan bagi setiap ibu. Namun, bagi beberapa wanita, proses melahirkan juga bisa menjadi tantangan yang menguji ketahanan fisik dan emosional mereka. Dalam menghadapi proses melahirkan, banyak ibu yang mencari cara-cara untuk mengurangi ketakutan dan ketegangan yang mungkin timbul.

Salah satu cara yang telah dipraktikkan oleh banyak perempuan adalah dengan mengamalkan do'a. Do'a memainkan peran penting dalam kehidupan kebanyakan umat beragama, dan memiliki kekuatan spiritual yang dapat memberikan ketenangan dan kekuatan bagi mereka yang melakukannya. Do'a tidak hanya menjadi bentuk komunikasi dengan Tuhan, tetapi juga menjadi bentuk penguatan mental dan spiritual bagi ibu yang sedang melahirkan.

Dalam artikel ini, kami akan membahas doa-doa yang dikaitkan dengan mempermudah proses melahirkan menurut ajaran Syech Sulaiman bin Muhammad bin Umar Al-Bujairami. Meskipun setiap ibu memiliki pengalaman yang unik dan setiap kelahiran memiliki karakteristiknya sendiri, doa-doa ini dapat menjadi sumber harapan dan ketenangan.

  1. Rajah Mempermudah Melahirkan

Menurut Imam Subari yang dikutip oleh pengarang kitab Hasiyah Bujairami 'Alal Khatib, berikut adalah tips doa untuk para ibu yang hendak melahirkan:

"Keluarlah wahai anak dari perut yang sempit ke dunia yang luas ini. Keluarlah atas qudrah Allah ta'ala yang menjadikanmu dalam tempat yang kokoh (rahim) sampai waktu yang ditentukan."

Tata cara mengamalkannya:

  1. Siapkan tempat yang masih baru seperti piring mangkuk atau sejenisnya.
  2. Sediakan air bersih.
  3. Gunakan pena yang tintanya mudah luntur.
  4. Tuliskan doa tersebut pada piring tersebut dengan kalimat:

"اخرج أيها الولد من بطن ضيقة إلى سعة هذه الدنيا، اخرج بقدرة الله تعالى الذي جعلك في قرار مكين إلى قدر معلوم"

  1. Tuliskan juga Surat Al-Hasyr ayat 21 sampai akhir Surat dan Surat Al-Isra' ayat 82.

  2. Setelah itu, leburkan tulisan doa tersebut dengan air, lalu minumkan airnya kepada orang yang sedang hamil.

  3. Do'a menjelang melahirkan

Selain menulis rajah, ada beberapa doa yang disunnahkan untuk dibacakan di samping wanita yang hendak melahirkan, sebagaimana dijelaskan oleh Syech Sulaiman bin Muhammad bin Umar Al-Bujairami. Doa-doa tersebut antara lain:

  • Membaca Ayat Kursi (Q.S. Al-Baqarah: 255).

  • Membaca Surat Al-A'raf ayat 54: "وَإِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ ۖ مَا مِنْ شَفِيعٍ إِلَّا مِنْ بَعْدِ إِذْنِهِ ۚ ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ ۚ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ"

  • Membaca Mu'awwidatain atau Surat Al-Falaq dan An-Nas.

  • Memperbanyak membaca doa karb (prihatin) yang dinyatakan dalam kalimat berikut: "لا إله إلا الله العظيم الحليم. لا إله إلا الله رب العرش العظيم. لا إله إلا الله رب السموات ورب الأرض ورب العرش الكريم."

  • Membaca doa Nabi Yunus yang dinyatakan dalam Surat Al-Anbiya ayat 87: "فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَن لَّا إِلَٰهَ إِلَّا أَنتَ ۖ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ"

Demikianlah beberapa doa yang dapat membantu memperlancar proses melahirkan. Setiap ibu dapat mengamalkan doa ini sesuai dengan keyakinan dan keyakinan agama masing-masing. Semoga doa-doa tersebut memberikan ketenangan, kekuatan, dan kelancaran dalam proses melahirkan bagi setiap ibu yang melahirkan. 

Share:

Sabtu, 07 Januari 2023

ADA APA DENGAN POLITIK (SIYASAH)

     Politik Dewasa ini kita menyaksikan hubungaan antara Ulama dan Umaro seolah seperti dua kutub yang frontal dan kontras satu sama lain baik secara ikatan emosional maupun kultural, dimana perbedaan ini nyaris  tidak di jumpai di era Nabi SAW dan generasi generasi awal Islam, Yakni ketika seorang figur yang menjabat sebagai pemerintah adalah figur yang menyandang gelar Ulama itu sendiri. Demikian juga sebaliknya, seorang Ulama sekaligus Umara di waktu itu dan tidak pernah menjadi dua kubu yang saling kontrofersi.

    Terlepas dari sugesti Sosio- Politik yang mempengaruhi perbedaan dua kubu tersebut, perbedaan ini semakin tampak exstrimdan kritis ketika kita melihat dalam beberapa fatwanya. Para Fuqoha lebih lebih para ulama tasawwuf melontarkan agar menjauhi ranah perpolitikan seperti pernyataan bahwa dunia politik adalah Madhinah Al-fitnah, klaim subhat terhadap sumbangan sumbangan politis dan lain sebagainya. Kita juga bisa menjumpai pujian pujian ulama kepada para tokoh tokkoh yang memiliki track record menjauh dari umara dalam hidupnya. Secara implisit, sikap dan fatwa ulama demikian mau tidak mau akan memunculkan opini bahwa dunia politik adalah ranah kehidupan yang aib untuk di terjuni. Fatwa fatwa yang boleh jadi di anggap provokatif oleh sebagian pihak inianeh jika kemudian menjadi justifikasi dan penegas persepsi umum bahwa Umara dan Ulama adalah Dua kubu yang Hitam dan Putih. persepsi umum ini bisa kita buktikan dari ucapan sederhana namuncukup sinis yang kerap kita dengar  " Kyai kok berpolitik"  dan lain sebagainya.

Sementara itu dalam khazanah fiqih siyasah kita mengetahui bahwa hakikat dari misi politik adalah Ri'ayah li al mashalihil ibad (demi terciptanya kemaskahatan kehidupan umat), yang notabene secara hukum adalah kewajiban. Bagaimana dengan kontradiksi ini? 

Apasih landasan riil dari fatwa fatwa terkait untuk menjauhi dunia politik?

Sebelum menjawab pertanyaan diatas alangkah baiknya kita pahami dulu pengertian politik atau siyasah Islam.

Definisi Siyasah Islamiyah (Politik )

    Dalam kitab Muqodimah,Ibnu Kholdun mengelaborasi tipologi politik menjadi tiga level : Al MULK AT- THOBI'I, AS- SIYASI, dan AL-KHILAFAH .

1.    Al MULK AT- THOBI'I
       Al Mulk At-Thobi'i adalah sebuah sistem pemerintahan yang orientasi kebijakanya sangat dominan dipengaruhi oleh karakter dasar manusia, yaitu ambisi kekuasaan dan keserakahan. Ibnu Khaldun menyatakan: 

" Sesungguhnya Al Mulk At-Thobi'i adalah mobilitas umum berdasarkan ambisi kekuasaan dan keserakahan.

2.     AS- SIYASI
            As- Siyasi Aadalah sistem pemerintahan yang orientasi kebijakanya sangat dominan dan di pengaruhi oleh kecakapanIntelektualitas dan atau rasionalitas. Ibnu Khaldun mendifinisikan As- Siyasi sebagai berikut: 

As- Siyasi adalah mobilitas umum atau masyarakat yang didasarkan pada pertimbangan pertimbangan rasional untuk menciptakan kemaslahatan serta menghindari madharat dalam kehidupan duniawi. 

3.      AL-KHILAFAH
         Al- Khilafah adalah mobilitas umum yang berdasarkan pandangan syari'at untuk meraih kemaslahatan duniawi dan ukhrowi 

        Karakter ketiga inilah yang di maksud Ibnu Khaldun sebagai representasi dari definisi politik Islam senada dengan ibnu kholdun ulama khanafiyah juga mendefinisikan politik atau siyasah sebagai upaya membangun kemaslahatan masyarakat di dunia dan akhirat . dari definisi siyasah diatas tidak bisa di pahami secara sempit bahwa politik islam adah berupa negara agama yang menerapkan hukum hukum islam secara formal, melainkan harus dipahami secara longgar bahwa, dalam politik islam, agama dijadikan ruh atau nilai nilai dan etika sosial . dalam kaitanya dengan hal ini Imam Syafi'i menyatakan :

"Tidak ada politik kecuali yang sesuai dengan Syari'at".

Ibn Qoyyim Al-Jauziyah merespon statemen Imam Syafi'i di dalam kitab at- Thuruq al- hukmy fi as-siyasah dengan ungkapan:

" Jika yang dimaksud adalah sistem politik tidak bertolak belakang dengan nilai nilai universal ( Maqosidus Syari'ah )maka itu benar. Akan tetapi, jika ungkapan tersebut diartikan tidak ada politik kecuali sesuai dengan syari'at secara tekstual maka hal itu adalah sebuah kekeliruan". 

        Setelah memahami definisi politik islam dari sebagian pendapat Ulama diatas bahwa politik islam memiliki spirit agung yang di cita citakan islam itu sendiri yaitu Menciptakan tatanan masyarakat yang madani yaitu suatu bentuk pencapaian kehidupan manusia dalam aspek pemikiran, jasmani, dan rohani yang di atur seperangkat hukum dan mempunyai tingkat kebudayaan serta peradaban yang tinggi. 
Namun demikian, ada apa dengan dunia politik  hari ini kita kembali pada pertanyaan di awal mengapa banyak ulama  yang berfatwa untuk menjauhi dunia perpolitikan dan klai subhat uang yang di peroleh dari politik? 

Apasih landasan riil dari fatwa fatwa terkait untuk menjauhi dunia politik?

         Dalam  Ikhya ulumiddinya Imam Al Ghazali melandasinya dengan  
dalil hadist tentang anjuran untuk menjauhi dunia kepolitikan yang tidak bisa lepas dari kedholiman serta pelakunya akan melakukan kedzoliman tersebut diantar landasan dalil tersebut adalah khabar Atau hadist 

IHYA ULUMIDDIN JUZ 2 HAL (490)

ﺃﻣﺎ اﻷﺧﺒﺎﺭ ﻓﺈﻧﻪ ﻟﻤﺎ ﻭﺻﻒ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ اﻷﻣﺮاء اﻟﻈﻠﻤﺔ ﻗﺎﻝ ﻓﻤﻦ ﻧﺎﺑﺬﻫﻢ ﻧﺠﺎ ﻭﻣﻦ اﻋﺘﺰﻟﻬﻢ ﺳﻠﻢ ﺃﻭ ﻛﺎﺩ ﺃﻥ ﻳﺴﻠﻢ ﻭﻣﻦ ﻭﻗﻊ ﻣﻌﻬﻢ ﻓﻲ ﺩﻧﻴﺎﻫﻢ ﻓﻬﻮ ﻣﻨﻬﻢ (¬1)
ﻭﺫﻟﻚ ﻷﻥ ﻣﻦ اﻋﺘﺰﻟﻬﻢ ﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﺇﻣﻤﻬﻢ ﻭﻟﻜﻦ ﻟﻢ ﻳﺴﻠﻢ ﻣﻦ ﻋﺬاﺏ ﻳﻌﻤﻪ ﻣﻌﻬﻢ ﺇﻥ ﻧﺰﻝ ﺑﻬﻢ ﻟﺘﺮﻛﻪ اﻟﻤﻨﺎﺑﺬﺓ ﻭاﻟﻤﻨﺎﺯﻋﺔ
ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺳﻴﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﺑﻌﺪﻱ ﺃﻣﺮاء ﻳﻜﺬﺑﻮﻥ ﻭﻳﻈﻠﻤﻮﻥ ﻓﻤﻦ ﺻﺪﻗﻬﻢ ﻳﻜﺬﺑﻬﻢ ﻭﺃﻋﺎﻧﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﻇﻠﻤﻬﻢ ﻓﻠﻴﺲ ﻣﻨﻲ ﻭﻟﺴﺖ ﻣﻨﻪ ﻭﻟﻢ ﻳﺮﺩ ﻋﻠﻲ اﻟﺤﻮﺽ (¬2)
ﻭﺭﻭﻯ ﺃﺑﻮ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﺑﻐﺾ اﻟﻘﺮاء ﺇﻟﻰ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ اﻟﺬﻳﻦ ﻳﺰﻭﺭﻭﻥ اﻷﻣﺮاء (¬3)
ﻭﻓﻲ اﻟﺨﺒﺮ ﺧﻴﺮ اﻷﻣﺮاء اﻟﺬﻳﻦ ﻳﺄﺗﻮﻥ اﻟﻌﻠﻤﺎء ﻭﺷﺮ اﻟﻌﻠﻤﺎء اﻟﺬﻳﻦ ﻳﺄﺗﻮﻥ اﻝﺃﻣﺮاء
ﻭﻓﻲ اﻟﺨﺒﺮ اﻟﻌﻠﻤﺎء ﺃﻣﻨﺎء اﻟﺮﺳﻞ ﻋﻠﻰ ﻋﺒﺎﺩ اﻟﻠﻪ ﻣﺎ ﻟﻢ ﻳﺨﺎﻟﻄﻮا اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻓﺈﺫا ﻓﻌﻠﻮا ﺫﻟﻚ ﻓﻘﺪ ﺧﺎﻧﻮا اﻟﺮﺳﻞ ﻓﺎﺣﺬﺭﻭﻫﻢ ﻭاﻋﺘﺰﻟﻮﻫﻢ (¬4)
ﺭﻭاﻩ ﺃﻧﺲ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ
IHYA ULUMIDDIN JUZ 1 HAL (67)

 ﻭﺃﻣﺎ ﻏﻴﺮﻩ ﻓﻼ ﻳﻘﺪﺭ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﺎﻟﺘﻌﺮﻳﺞ ﻋﻠﻰ اﻟﺘﻨﻌﻢ ﺑﺎﻟﻤﺒﺎﺡ ﺧﻄﺮ ﻋﻈﻴﻢ ﻭﻫﻮ ﺑﻌﻴﺪ ﻣﻦ اﻟﺨﻮﻑ ﻭاﻟﺨﺸﻴﺔ ﻭﺧﺎﺻﻴﺔ ﻋﻠﻤﺎء اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ اﻟﺨﺸﻴﺔ ﻭﺧﺎﺻﻴﺔ اﻟﺨﺸﻴﺔ اﻟﺘﺒﺎﻋﺪ ﻣﻦ ﻣﻈﺎﻥ اﻟﺨﻄﺮ
ﻭﻣﻨﻬﺎ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﺴﺘﻘﺼﻴﺎ ﻋﻦ اﻟﺴﻼﻃﻴﻦ ﻓﻼ ﻳﺪﺧﻞ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺃﻟﺒﺘﺔ ﻣﺎ ﺩاﻡ ﻳﺠﺪ ﺇﻟﻰ اﻟﻔﺮاﺭ ﻋﻦﻫﻢ ﺳﺒﻴﻼ ﺑﻞ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳﺤﺘﺮﺯ ﻋﻦ ﻣﺨﺎﻟﻄﺘﻬﻢ ﻭﺇﻥ ﺟﺎءﻭا ﺇﻟﻴﻪ ﻓﺈﻥ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﺣﻠﻮﺓ ﺧﻀﺮﺓ ﻭﺯﻣﺎﻣﻬﺎ ﺑﺄﻳﺪﻱ اﻟﺴﻼﻃﻴﻦ
ﻭاﻟﻤﺨﺎﻟﻂ ﻻ ﻳﺨﻠﻮ ﻋﻦ ﺗﻜﻠﻒ ﻓﻲ ﻃﻴﺐ ﻣﺮﺿﺎﺗﻬﻢ ﻭاﺳﺘﻤﺎﻟﺔ ﻗﻠﻮﺑﻬﻢ ﻣﻊ ﺃﻧﻬﻢ ﻇﻠﻤﺔ
ﻭﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﻣﺘﺪﻳﻦ اﻹﻧﻜﺎﺭ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭﺗﻀﻴﻴﻖ ﺻﺪﺭﻫﻢ ﺑﺈﻇﻬﺎﺭ ﻇﻠﻤﻬﻢ ﻭﺗﻘﺒﻴﺢ ﻓﻌﻠﻬﻢ ﻓﺎﻟﺪاﺧﻞ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺇﻣﺎ ﺃﻥ ﻳﻠﺘﻔﺖ ﺇﻟﻰ ﺗﺠﻤﻠﻬﻢ ﻓﻴﺰﺩﺭﻱ ﻧﻌﻤﺔ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻭ ﻳﺴﻜﺖ ﻋﻦ اﻹﻧﻜﺎﺭ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻓﻴﻜﻮﻥ ﻣﺪاﻫﻨﺎ ﻟﻬﻢ ﺃﻭ ﻳﺘﻜﻠﻒ ﻓﻲ ﻛﻼﻣﻪ ﻛﻼﻣﺎ ﻟﻤﺮﺿﺎﺗﻬﻢ ﻭﺗﺤﺴﻴﻦ ﺣﺎﻟﻬﻢ ﻭﺫﻟﻚ ﻫﻮ اﻟﺒﻬﺖ اﻟﺼﺮﻳﺢ ﺃﻭ ﺃﻥ ﻳﻄﻤﻊ ﻓﻲ ﺃﻥ ﻳﻨﺎﻝ ﻣﻦ ﺩﻧﻴﺎﻫﻢ ﻭﺫﻟﻚ ﻫﻮ اﻟﺴﺤﺖ ﻭﺳﻴﺄﺗﻲ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ اﻟﺤﻼﻝ ﻭاﻟﺤﺮاﻡ ﻣﺎ ﻳﺠﻮﺯ ﺃﻥ ﻳﺆﺧﺬ ﻣﻦ ﺃﻣﻮاﻝ اﻟﺴﻼﻃﻴﻦ ﻭﻣﺎ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﻣﻦ اﻹﺩﺭاﺭ ﻭاﻟﺠﻮاﺋﺰ ﻭﻏﻴﺮﻫﺎ
ﻭﻋﻠﻰ اﻟﺠﻤﻠﺔ ﻓﻤﺨﺎﻟﻄﺘﻬﻢ ﻣﻔﺘﺎﺡ ﻟﻠﺸﺮﻭﺭ ﻭﻋﻠﻤﺎء اﻵﺧﺮﺓ ﻃﺮﻳﻘﻬﻢ اﻻﺣﺘﻴﺎﻁ
IHYA ULUMIDDIN JUZ 1 HAL (224)

ﻟﺜﺎﻟﺜﺔ ﺃﻥ ﻳﻨﻈﺮ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﺄﺧﺬﻩ ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻣﻦ ﺣﻞ ﺗﻮﺭﻉ ﻋﻨﻪ {ﻭﻣﻦ ﻳﺘﻖ اﻟﻠﻪ ﻳﺠﻌﻞ ﻟﻪ ﻣﺨﺮﺟﺎ ﻭﻳﺮﺯﻗﻪ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﻻ ﻳﺤﺘﺴﺐ} 

ﻭﻟﻦ ﻳﻌﺪﻡ اﻟﻢﺗﻮﺭﻉ ﻋﻦ اﻟﺤﺮاﻡ ﻓﺘﻮﺣﺎ ﻣﻦ اﻝﺣﻞاﻝ ﻓﻼ ﻳﺄﺧﺬ ﻣﻦ ﺃﻣﻮاﻝ اﻷﺗﺮاﻙ ﻭاﻟﺠﻨﻮﺩ ﻭﻋﻤﺎﻝ اﻟﺴﻼﻃﻴﻦ ﻭﻣﻦ ﺃﻛﺜﺮ ﻛﺴﺒﻪ ﻣﻦ اﻟﺤﺮاﻡ ﺇﻻ ﺇﺫا ﺿﺎﻕ اﻷﻣﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻛﺎﻥ ﻣﺎ ﻳﺲﻟﻢ ﺇﻟﻴﻪ ﻻ ﻳﻌﺮﻑ ﻟﻪ ﻣﺎﻟﻜﺎ ﻣﻌﻴﻨﺎ ﻓﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﺄﺧﺬ ﺑﻘﺪﺭ اﻟﺤﺎﺟﺔ ﻓﺈﻥ ﻓﺘﻮﻯ اﻟﺸﺮﻉ ﻓﻲ ﻣﺜﻞ ﻫﺬا ﺃﻥ ﻳﺘﺼﺪﻕ ﺑﻪ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﺳﻴﺄﺗﻲ ﺑﻴﺎﻧﻪ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ اﻟﺤﻼﻝ ﻭاﻟﺤﺮاﻡ ﻭﺫﻟﻚ ﺇﺫا ﻋﺠﺰ ﻋﻦ اﻟﺤﻼﻝ ﻓﺈﺫا ﺃﺧﺬ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺃﺧﺬﻩ ﺃﺧﺬ ﺯﻛﺎﺓ ﺇﺫ ﻻ ﻳﻘﻊ ﺯﻛﺎﺓ ﻋﻦ ﻣﺆﺩﻳﻪ ﻭﻫﻮ ﺣﺮاﻡ

اﻟﺮاﺑﻌﺔ ﺃﻥ ﻳﺘﻮﻗﻰ ﻣﻮاﻗﻊ اﻟﺮﻳﺒﺔ ﻭاﻻﺷﺘﺒﺎﻩ ﻓﻲ ﻣﻘﺪاﺭ ﻣﺎ ﻳﺄﺧﺬﻩ ﻓﻼ ﻳﺄﺧﺬ ﺇﻻ اﻟﻢﻗﺪاﺭ اﻟﻢﺑﺎﺡ ﻭﻻ ﻳﺄﺧﺬ ﺇﻻ ﺇﺫا ﺗﺤﻘﻖ ﺃﻧﻪ ﻣﻮﺻﻮﻑ ﺑﺼﻔﺔ اﻻﺳﺘﺤﻘﻘﺎ ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﻳﺄﺧﺬﻩ ﺑﺎﻟﻜﺘﺎﺑﺔ ﻭاﻟﻐﺮاﻣﺔ ﻓﻼ ﻳﺰﻳﺪ ﻋﻠﻰ ﻣﻘﺪاﺭ اﻟﺪﻳﻦ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻳﺄﺧﺬ ﺑﺎﻟﻌﻤﻞ ﻓﻼ ﻳﺰﻳﺪ ﻋﻠﻰ ﺃﺟﺮﺓ اﻟﻢﺛﻞ ﻭﺇﻥ ﺃﻋﻄﻰ ﺯﻳﺎﺩﺓ ﺃﺑﻰ ﻭاﻣﺘﻨﻊ ﺇﺫ ﻟﻴﺲ اﻟﻢاﻝ ﻟﻠﻤﻌﻄﻲ ﺣﺘﻰ ﻳﺘﺒﺮﻉ ﺑﻪ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻣﺴﺎﻓﺮا ﻟﻢ ﻳﺰﺩ ﻋﻠﻰ اﻟﺰاﺩ ﻭﻛﺮاء اﻟﺪاﺑﺔ ﺇﻟﻰ ﻣﻘﺼﺪﻩ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻏﺎﺯﻳﺎ ﻟﻢ ﻳﺄﺧﺬ ﺇﻻ ﻣﺎ ﻳﺤﺘﺎﺝ ﺇﻟﻴﻪ ﻟﻠﻐﺰﻭ ﺧﺎﺻﺔ ﻣﻦ ﺧﻴﻞ ﻭﺳﻼﺡ ﻭﻧﻔﻘﺔ

ﻭﺗﻘﺪﻳﺮ ﺫﻟﻚ ﺑﺎﻻﺟﺘﻬﺎﺩ ﻭﻟﻴﺲ ﻟﻪ ﺣﺪ ﻭﻛﺬا ﺯاﺩ اﻟﺴﻔﺮ ﻭاﻟﻮﺭﻉ ﺗﺮﻙ ﻣﺎ ﻳﺮﻳﺒﻪ ﺇﻟﻰ ﻣﺎ ﻻ ﻳﺮﻳﺒﻪ

ﻭﺇﻥ ﺃﺧﺬ ﺑﺎﻟﻢﺳﻜﻨﺔ ﻓﻠﻴﻨﻈﺮ ﺃﻭﻻاﻟﻰ ﺃﺛﺎﺙ ﺑﻴﺘﻪ ﻭﺛﻴﺎﺑﻪ


Share:

Senin, 02 Januari 2023

Apakah Orang yang sudah meninggal bisa melihat keluarganya ? Simak penjelasanya

Apakah Orang yang berada di alam Barzakh bisa melihat kita? Simak penjelasanya.



    Kematian merupakan sesuatu keniscayaan yang dapat diketahui oleh seluruh umat manusia. Namun yang menjadi topik kajian dalam aqidah sam'iyat (keyakinan yang tidak bisa di buktikan dengan panca indra) ini adalah menyangkut tentang hakikat kematian itu sendiri. kematian menurut Al Ghozali di artikan sebagai peralihan keadaan ini, lanjutnya, mencakup terhadap dua kandungan. Pertama hilangnya fungsi seluruh indra yang dimiliki oleh manusia secara menyeluruh. Kedua, keterbukaanya untuk mengetahui sesuatu yang tak dapat ia ketahui di dunia. keterbukaan ini seperti yang di rasakan oleh orang yang baru terjaga dari tidurnya, terbuka baginya sesuatu yang tak dapat ia ketahui saat sedang tidur. Pada saat kematian datang maka terbukalah baginya kehidupan di Alam Barzakh. 
    Dari segi bahasa " barzakh" memiliki arti pemisah atau batas . Para ulama mengartikan Alam Barzakh sebagai periode pemisah (transisi) antara kehidupan dunia dan akherat. Kehidupan di barzakh memungkinkan seseorang untuk melihat kehidupan dunia dan akherat. jika di gambarkan, kehidupan dialam barzakh bagaikan berada dalam suatu ruangan terpisah yang terbuat dari kaca.  

ﻭﻗﺎﻝ ﻣﺠﺎﻫﺪ:
اﻟﺒﺮﺯﺥ اﻟﺤﺎﺟﺰ ﻣﺎ ﺑﻴﻦ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭاﻵﺧﺮﺓ
Imam Mujahid mengartikan Barzah 
 
ﻭﻗﺎﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻛﻌﺐ 
اﻟﺒﺮﺯﺥ ﻣﺎ ﺑﻴﻦ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭاﻵﺧﺮﺓ، ﻟﻴﺴﻮا ﻣﻊ ﺃﻫﻞ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻳﺄﻛﻠﻮﻥ ﻭﻳﺸﺮﺑﻮﻥ ﻭﻻ ﻣﻊ ﺃﻫﻞ اﻵﺧﺮﺓ ﻳﺠﺎﺯﻭﻥ ﺑﺄﻋﻤﺎﻟﻬﻢ.
 
Muhammad bin ka'b
ﻭﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺻﺨﺮ:
اﻟﺒﺮﺯﺥ اﻟﻤﻘﺎﺑﺮ ﻻ ﻫﻢ ﻓﻲ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﻻ ﻫﻢ ﻓﻲ اﻵﺧﺮﺓ، ﻓﻬﻢ ﻣﻘﻴﻤﻮﻥ ﺇﻟﻰ ﻳﻮﻡ ﻳﺒﻌﺜﻮﻥ، ﻭﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: ﻭﻣﻦ ﻭﺭاﺋﻬﻢ ﺑﺮﺯﺥ ﺗﻬﺪﻳﺪ ﻟﻬﺆﻻء اﻟﻤﺤﺘﻀﺮﻳﻦ ﻣﻦ اﻟﻈﻠﻤﺔ ﺑﻌﺬاﺏ اﻟﺒﺮﺯﺥ، 
Abu Shahr


Diantara Ayat  Al-Qur'an yang di jadikan tendensi adanya kehidupan di Alam Barzakh adalah surat Al-Mukminun Ayat 99-100. yang berbunyi :


ﺣﺘﻰ ﺇﺫا ﺟﺎء ﺃﺣﺪﻫﻢ اﻟﻤﻮﺕ ﻗﺎﻝ ﺭﺏ اﺭﺟﻌﻮﻥ (99) ﻟﻌﻠﻲ ﺃﻋﻤﻞ ﺻﺎﻟﺤﺎ ﻓﻴﻤﺎ ﺗﺮﻛﺖ ﻛﻼ ﺇﻧﻬﺎ ﻛﻠﻤﺔ ﻫﻮ ﻗﺎﺋﻠﻬﺎ ﻭﻣﻦ ﻭﺭاﺋﻬﻢ ﺑﺮﺯﺥ ﺇﻟﻰ ﻳﻮﻡ ﻳﺒﻌﺜﻮﻥ (100)
        Artinya : ( Demikianlah keadaan orang orang kafir itu,) hingga apabila datang kematian seseorang dari mereka, Dia berkata: " ya tuhanku kembalikan aku (ke dunia), Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali- kali tidak. Sesungguhnya itu hanyalah perkataan saja. Dan di hadapan mereka ada Barzakh (pemisah) sampai hari mereka di bangkitkan.
(Q.S Al- Mukminun: 99-100).

    Dari penjelasan di atas muncullah sebuah pertanyaan . lalu Apakah Orang yang berada di Alam Barzakh bisa melihat keluarga di dunia ? Untuk mengetahui jawabanya simak penjelasanya.
   

Apakah Orang yang sudah meninggal bisa melihat  kita? Simak penjelasanya 

    Dalam kitab Fatawi fiqhiyyah Imam Ibnu Hajjar Al-Haitami pernah di tanya ? Apakah orang yang telah mati bisa mengetahui keadaan orang  yang masih hidup , Maka  Ibnu Hajar Al- Haitami menjawab "ya bisa melihat" karena berdasarkan Hadist Imam Ahmad ; 

إن أعمـالكـم تعـرض على أقاربكــم وعشائركــم من الأموات فإن كان خيـرا استبشرو به وإن كان غير ذالك قالوا اللهــم لا تمتهـم حتى تهديهم كـما هديتنا ( رواه أحمـد)

Artinya 

    Sesungguhnya amal kalian di haturkan pada keluarga dan kerabat kalian yang telah meninggal.  Jika amal itu baik , maka mereka mereka merasa bahagia denganya. Sedangkan jika tidak demikian, maka mereka berkata" ya Allah, janganlah engkau matikan mereka sampai engkau memberi hidayah kepada mereka sebagaimana Engkau berikan hidayah kepada kami. ( H.R. Ahmad) 

Berdasarkan hadis diatas dapat di pahami juga bahwa yang mengetahui hanyalah kerabat kerabat yang sholih.

  تعـرض الأعمـال يوم الإثنين والخميس على الله تعالى و تعـرض على الأنبياء على الأباء و اللأمهـات يوم الجمعة فيفـرحون بحسناتهم وتزداد وجوههـم بياضا وإشراقا وتقوا الله ولا تؤ ذوا موتكـم  روه حاكـم 

Artinya :
" Amal- amal di haturkan pada hari senin dan kamis kepada Allah S.W.T. Dan di haturkan kepada para Nabi, para Ayah, para Ibu pada hari Jum'at. sehingga mereka senang dengan amal yang baik, bertambah cerah dan bersinar wajah mereka, maka bertaqwalah pada Allah dan janganlah menyakiti orang yang meninggal di antara kalian. ( H.R. Hakim) 





REFERENSI
Tafsir ibnu Katsir surat Al mukminun Ayat 99-100
Fatawi fiqhiyah Al-Qubro.hal 29 juz 2

(ﻭﺳﺌﻞ) 
ﻓﺴﺢ اﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﻣﺪﺗﻪ ﻫﻞ ﻳﻌﻠﻢ اﻷﻣﻮاﺕ ﺑﺄﺣﻮاﻝ اﻷﺣﻴﺎء ﻭﺑﻤﺎ ﻫﻢ ﻓﻴﻪ؟
(ﻓﺄﺟﺎﺏ)
 ﺑﻘﻮﻟﻪ ﻧﻌﻢ ﻟﺤﺪﻳﺚ ﻣﺴﻨﺪ ﺃﺣﻤﺪ «ﺇﻥ ﺃﻋﻤﺎﻟﻜﻢ ﺗﻌﺮﺽ ﻋﻠﻰ ﺃﻗﺎﺭﺑﻜﻢ ﻭﻋﺸﺎﺋﺮﻛﻢ ﻣﻦ اﻷﻣﻮاﺕ ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﺧﻴﺮا اﺳﺘﺒﺸﺮﻭا ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ ﻗﺎﻟﻮا اﻟﻠﻬﻢ ﻻ ﺗﻤﺘﻬﻢ ﺣﺘﻰ ﺗﻬﺪﻳﻬﻢ ﻛﻤﺎ ﻫﺪﻳﺘﻨﺎ» ﻭﺑﻪ ﻳﻌﻠﻢ ﺃﻧﻬﺎ ﺇﻧﻤﺎ ﺗﻌﺮﺽ ﻋﻠﻰ ﺻﺎﻟﺤﻲ اﻷﻗﺎﺭﺏ ﻭﻓﻲ ﺭﻭاﻳﺔ ﻷﺑﻲ ﺩاﻭﺩ اﻟﻄﻴﺎﻟﺴﻲ «ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ ﻗﺎﻟﻮا اﻟﻠﻬﻢ ﺃﻟﻬﻤﻬﻢ ﺃﻥ ﻳﻌﻤﻠﻮا ﺑﻄﺎﻋﺘﻚ» ﻭﻓﻲ ﺣﺪﻳﺚ ﺿﻌﻴﻒ «ﺇﻥ ﻧﻔﺲ اﻟﻤﺆﻣﻦ ﺇﺫا ﻗﺒﻀﺖ ﺗﻠﻘﺎﻫﺎ ﺃﻫﻞ اﻟﺮﺣﻤﺔ ﻣﻦ ﻋﺒﺎﺩ اﻟﻠﻪ ﻛﻤﺎ ﻳﻠﻘﻮﻥ اﻟﺒﺸﻴﺮ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻓﻴﻘﻮﻟﻮﻥ اﻧﻈﺮﻭا ﺻﺎﺣﺒﻜﻢ ﻟﻴﺴﺘﺮﻳﺢ ﻓﺈﻧﻪ ﻓﻲ ﻛﺮﺏ ﺷﺪﻳﺪ ﺛﻢ ﻳﺴﺄﻟﻮﻧﻪ ﻣﺎ ﻓﻌﻞ ﻓﻼﻥ ﻭﻓﻼﻧﺔ ﻫﻞ ﺗﺰﻭﺟﺖ» اﻟﺤﺪﻳﺚ ﻭﻓﻴﻪ «ﺇﻥ ﺃﻋﻤﺎﻟﻜﻢ ﺗﻌﺮﺽ ﻋﻠﻰ ﺃﻗﺎﺭﺑﻜﻢ ﻭﻋﺸﺎﺋﺮﻛﻢ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ اﻵﺧﺮﺓ ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﺧﻴﺮا ﻓﺮﺣﻮا ﻭاﺳﺘﺒﺸﺮﻭا ﻭﻗﺎﻟﻮا اﻟﻠﻬﻢ ﻫﺬا ﻓﻀﻠﻚ ﻭﺭﺣﻤﺘﻚ ﻓﺄﺗﻤﻢ ﻧﻌﻤﺘﻚ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺃﻣﺘﻪ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻭﻳﻌﺮﺽ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻋﻤﻞ اﻟﻤﺴﻲء ﻓﻴﻘﻮﻟﻮﻥ اﻟﻠﻬﻢ ﺃﻟﻬﻤﻪ ﻋﻤﻼ ﺻﺎﻟﺤﺎ ﺗﺮﺿﻰ ﺑﻪ ﻭﻳﻘﺮﺑﻪ ﺇﻟﻴﻚ» ﻭﺭﻭﻯ اﻟﺘﺮﻣﺬﻱ اﻟﺤﻜﻴﻢ ﺣﺪﻳﺚ «ﺗﻌﺮﺽ اﻷﻋﻤﺎﻝ ﻳﻮﻡ اﻻﺛﻨﻴﻦ ﻭاﻟﺨﻤﻴﺲ ﻋﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻭﺗﻌﺮﺽ ﻋﻠﻰ اﻷﻧﺒﻴﺎء ﻭﻋﻠﻰ اﻵﺑﺎء ﻭاﻷﻣﻬﺎﺕ اﻟﺠﻤﻌﺔ ﻓﻴﻔﺮﺣﻮﻥ ﺑﺤﺴﻨﺎﺗﻬﻢ ﻭﺗﺰﺩاﺩ ﻭﺟﻮﻫﻬﻢ ﺑﻴﺎﺿﺎ ﻭﺇﺷﺮاﻗﺎ ﻓﺎﺗﻘﻮا اﻟﻠﻪ ﻭﻻ ﺗﺆﺫﻭا ﺃﻣﻮاﺗﻜﻢ» ﻭﻓﻲ ﺣﺪﻳﺚ اﺑﻦ ﺃﺑﻲ اﻟﺪﻧﻴﺎ «ﻻ ﺗﻔﻀﺤﻮا ﻣﻮﺗﺎﻛﻢ ﺑﺴﻴﺌﺎﺕ ﺃﻋﻤﺎﻟﻜﻢ ﻓﺈﻧﻬﺎ ﺗﻌﺮﺽ ﻋﻠﻰ ﺃﻭﻟﻴﺎﺋﻜﻢ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ اﻟﻘﺒﻮﺭ» .

  

Share:


 

Share:

Selasa, 27 Desember 2022

NAMA NAMA PASUKAN PERANG BADAR

  NAMA NAMA PASUKAN PERANG BADAR 

    Peristiwa perang badar ini terjadi pada hari jumat tanggal 17 Romadhon tahun 2 Hijriyah, hari itu di sebut juga Yaum Al Furqon, (hari pembedaan antara yang haq dan yang batil). ini adalah peperangan pertama yang mana kaum Muslimin mendapat kemenangan terhadap kaum kafir dan merupakan peperangan yang terkenal karena beberapa kejadian yang ajaib dan tidak masuk akal yang terjadi dalam peperangan tersebut. pada hari senin Rosulullah mengobarkan semangat pada kaum Muslimin untuk menghadang kafilah kafir Quraisy yang di pimpin oleh Abu Sufyan yang akan kembali ke Makkah dari Syam di rute perjalanan dagang, kau muslimin keluar dengan 313 tentara tidak niat untuk menghadapi kafilah dagang yang hanya terdiri dari 40 laki laki dan sama sekali tidak berniat untuk menyerang,tetapi hanya untuk menunjukan kekuatan kepada mereka.
    Abu Sufyan merasakan ada hal aneh ketika mendekati Hijaz, kemudian ia bertanya kepada setiap rombongan tentang apa yang ia takutkan. Hingga akhirnya ada sebuah rombongan yang memberikan berita bahwa pasukan Rasulullah telah bersiap menghadang mereka. Abu Sufyanpun mengutus Dhamdham bin Amr Al Ghifary menuju ke Makkah untuk mengabarkan kepada kaum Quraisy bahwa Rasulullah telah menghadang mereka . Dan di harapkan kaum Quraisy bersedia membantu mereka agar barang barang dagangan dapat terselamatkan.
    Kaum kafir Quraisy pun akhirnya datang dengan pasukan besar yang terdiri dari 1000 laki laki dengan persediaan makanan yang cukup untuk beberapa hari. kafir Quraisy ingin menjadikan pertempuran ini menjadi kemenangan bagi mereka yang akan memberikan rasa takut kepada kaum Muslimin dan seluruh bangsa Arab.
    Rasulullahpun berdo'a ya Allah penuhilah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku, berikanlah janjiMu kepadaku, jika Engkau menghancurkan pasukan Muslimin ini maka engkau tidak akan di sembah di bumi". Abu bakar menyahut " wahai nabi Allah sesungguhnya Allah pasti akan menepati janjiNya . Dan akhirnya perang pun terjadi. 
    Berikut nama nama pasukan dalam perang badar.

 NAMA NAMA PASUKAN PERANG BADAR 


        Para sahabat yang mengikuti perang badar terdiri dari dari 83 orang dari sahabat Muhajirin, 61 orang dari suku Aus dan 170 dari suku Khazraj dari sahabat ansor sehingga total 313 pasukan, mereka adalah :   

Dari kaum Muhajirin

1.     Rasulullah Saw Muhammad bin Abdullah bin Abdil Mutholib bin Hasyim
2.     Hamzah bin Abdil Mutholib bin Hasyim 
3.    Ali bin Abi Tholib bin Abdil Mutholib bin Hasyim.
4.     Zaid bin Haritsah bin Syurahbil bin Ka'b bin Abdu Al Uzza bin Umru Al- Qois Al- kalbi 
5.     Anasah
6.     Abi Kabsyah
7.     Abi Martsad Kannas bin Hishn bin Yarbu 
8.     Martsad bin Abu Martsad
9.     Ubaidah bin Al Harits bin Al Mutholib
10.   At Thufail bin Al Harits
11.     Al khusain bin Al Harits  
12.     Misthat atau auf bin utsasah bin Abbadbin Al Muthalib
13.     Utsman bin Affan bin Abi Al Ash bin Umayyahbin Abdu Syams.
14.     Mihsyam atau abu khudzaifah bin utbah.bin robiah bin Abdu Syams.
15.     salim
16.     Abdullah bin Jahsy bin Riab bin ya'mur
17.   Ukasyah bin Mihsan Bin Khurtsan bin Qois bin Murroh bin Kabir bin Ghanm Bin Dudan bin Asad
18.  Syuja' bin Wahb bin Robiah bin Asad bin Syuhaib bin bin Malik bin Kabir bin Ghanm Bin Dudan             bin Asad
19. Uqbah bin Wahb
20. Yazid bin Ruqoisy bin Ri'ab bin bin Ya'mur bin Shabrah bin Murrah bin  Kabir bin Ghanm Bin              Dudan bin Asad.
21. Abi Sinan Bin Mihshan.
22. Sinan Bin Abi Sinan
23. Muhris Bin Nadhlah Bin Abdullah bin Murroh bin Kabir bin Ghanm Bin Dudan bin Asad
24. Robiah Bin Aktam Bin Sakhbarah bin Amr Bin lukais bin Amir bin Ghanm Bin Dudan bin Asad.
25. Tsaqfi bin Amr
26. Malik Bin Amr
27. Mudlij Bin Amr
28. Abi' Makhsyi bin 
29. Utbah bin Ghazwan bin Jabir Bin Wahb Bin Nusaib bin Malik bin Al Harits bin Maziin bin Mansur bin ikrimah bin Khashafah bin Qois Bin Ailan.
30. khabbab
31. Az- Zubair bin Al Awwam bin Khuwailid bin Asad 
32. Hathib Bin Abi Balta'ah 
33 Sa'ad
34. Mush'ab bin Umair bin Hasyim Bin Abdul Manaf bin Abdu Darr bin Qushai
35. Suwaibith bin Sa'ad Bin Khuraimalah bin Malik bin Umailah bin As Sabaq  bin Abdu Darr bin              Qushai 
35. Suwaibith bin Sa'ad bin Huraimallah bin Malik bin  Umailah bin As Sabaq  bin Abdu Darr bin              Qushai 
36. Abdurahman Bin A'uf bin Abdu 'Auf bin Abdul Harits bin Zuhrah 
37. Saad bin Abi waqosh 
38 Umair bin Abi Waqash
39. Al- Miqqdad bin Amr bin Thalabah bin Malik Bin Robi'ah  bin Tsumamah bin Mathrud bin Amr           bin  Sa'ad bin Zuhair bin Tsaur bin Tsa'labah bin Malik bin As Sarid bin Hazl bin Qo'isy bin Dueaim       bin Al -Qoin bin Ahwad Bin Bahra Bin 'Amr bin Al Haf bin Qudha'ah 
40. Abdullah bin mas'ud bin Al Harits bin Syamkhu bin Makhzum bin Shahilah bin Kahil bin Al Harits         bin Tamim bin Sa'ad bin Hudzail,
41. Mas'ud bin Robi'ah bin Sa'ad bin Abdul Uzza bin Bin Hamalah bin Gholib bin Muhallim bin                     A'idzah bin Subay'i bin Al Hun bin Khuzaimah .
42. Dzu As-Syamalain bin Abdu 'Amr bin Nadhlah bin Ghubsyan bin Sulaim bin Malkan bin Afsha bin         Haritsah bin 'Amr bin Amir,
43. Khabbab bin Al- Arat 
44. Abu Bakar As- Shidiq  Atik bin Uthman bin Amir bin 'Amr bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim,
45. Bilal bin Rabbah 
46. 'Amir bin Fuhairah 
47. Suhaib bin Sinan 
48. Thalhah bin U baidilah bin Uthman bin 'Amr Bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim,   
49. Abdullah bin abdu Asad bin Hilal bin Abdullah bin Umar bin Makhzum
50. Syammas bin Uthman bin As- Syarid bin Suwaid bin Harmi bin Amir bin Makhzum
51. Al Arqom bin Abi Al arqom bin abdul manaf bin  Asad,
52. 'Ammar bi yasir 
53. Mu'atib bin 'Auf bin 'Amir Bin Al Fdl Bin Afif Bin Kulaib bin Hubsyiyah bin Salul bin Ka'ab bin          'Amr ,
54. Umar bin Khattab 
55. Zaid bin Khattab 
 56   Mihja'
57. Amr bin Suraqah bin  Al- Mu'tamir bin Anas bin Adat bin Abdullah bin Qurthu bin Riyah bin Rizah         bin Adiy bin Ka'ab, 
58. Abdullah bin Suraqqoh.
59. Waqid bin Abdullah bin Abdul Manaf bin 'Arin bin Tsa'labah bin Yarbu bin Handzalah bin Malik bin Zaid bin Manat bin Tamim ,
60. Khauli bin Abi Khauli 
61. Malik bin  Abi Khauli
62. 'Amir bin Robi'ah 
63. 'Amir bin Al Bukair bin Abdul Yalail bin Nasyib Bin Ghiyarah 
64. Aqil bin Al Bukair bin Abdul Yalail bin Nasyib Bin Ghiyarah 
65. Khalid bin Al Bukair bin Abdul Yalail bin Nasyib Bin Ghiyarah 
66. Iyas bin  Al Bukair bin Abdul Yalail bin Nasyib Bin Ghiyarah 
67. Sa'id bin Za'id bin amr bin Nufail bin Abdul Uzza' Abdullah bin Qurthu bin Riyah bin Rizah                  bin Adiy bin Ka'ab,
68. Uthman bin Madz'un bin Habib bin Wahb bin Khudzafah bin Jumah 
69. As- Sa'ib bin Uthman bin Madz'un bin Habib bin Wahb bin Khudzafah bin Jumah
70. Qudamah bin Madz'un bin Habib bin Wahb bin Khudzafah bin Jumah
71. Abdullah Madz'un bin Habib bin Wahb bin Khudzafah bin Jumah
72. Ma'mar bin Al Harits bin Ma'mar bin Habib bin Wahb bin Khudzafah bin Jumah,
73. Khunais bin Judzafah bin Qo'is bin 'Adiy bin Sa'id bin Sahm,
74. Abi Sabrah bin Abi Ruhm bin Abdul Uzza' bin Abi Qois bin Abdul Wudd bin Nashr bin Malik bin         Hisl,
75. Abdullah bin Mahkhromah bin  Abdul Uzza' bin Abi Qois bin Abdul Wudd bin Nashr bin Malik             bin Hisl,
76. Abdullah bin Suhail bin 'Amr bin Abdu Syams bin Abdul Wudd bin Nashr bin Malik                              bin Hisl,
77. 'Umair bin 'Auf 
78. Sa'ad bin Khaulah
79. Abu Ubaidah/ 'Amir bin Abdullah bin Al Jarrah bin Hilal bin Uhaib bin Dhabbah bin Al Harits.
80. 'Amr bin Al harits bin Zuhair bin Abi Syaddad bin Robiah  bin Hilal bin Uhaib bin Dhabbah bin Al         Harits
81. Suhai bin Wahb bin Robi'ah bin  Hilal bin Uhaib bin Dhabbah bin Al- Harits,
82. Shafwabn bin Wahb,
83. 'Amr bin Abi Sarh bin Robi'ah bin Hilal bin Uhaib bin Dhabbah bin Al- Harits.

 Dari kaum Anshor

84.  Sa'ad bin Muadz bin An- Nu'man bin Umrul Qois bin Zaid bin Abdul Asyhal,
85.  'Amr bin  Muadz bin An- Nu'man bin Umrul Qois bin Zaid bin Abdul Asyhal,
86.  Al- Harits bin Aus bin Muadz bin An- Nu'man bin Umrul Qois bin Zaid bin Abdul Asyhal,
87.  Al- Harits bin Anas bin Rofi' bin Umru'ul Qois,
88.  Sa'ad bin Zaid bi Malik bin Ubaid,
89.  Salamah bin Salamah bin Waqosh bin Zughbah bin Za'ura,
90.  Abad bin Biysr bin Waqosy bin Zughbah bin Za'ur
91.  Salamah bi Tsabit bin Waqosy 
92.  Ra'fi bin Yazid bin Kurs bin Sakan bin  Za'ura,
93.  Al- Harits bin Khazamah bin 'Adiy bin Ubay bin Ghanm bin Salim Bin 'Auf bin 'Amr bin 'Auf bin           Al Khazraj,  
94.  Muhammad bin Maslamah bin Khalid bin 'Adiy bin Majda'ah bin Haritsah bin Al Harits,
95.  Salamah bin Aslam bin  Harisy bin 'Adiy bin Majda'ah bin Haritsah bin Al Harits,
96.  Abu Al Haitsam bin At Taiyahan
97.  Ubaid bin At Taiyahan
98.   Abdullah bin Sahl 
99.   Qotadah bin Nu'man bin Zaid bin 'Amir bin Sawad 
100. Ubaid bin 'Aus bin malaik bin Sawad,
101. Nasr bin Al-Harits
102. Mu'attib bin A'bd 
103. Abdullah bin Thariq 
104. Mas'ud bin Sa'ad bin 'Amir bin  'Adiy bin Jursyam bin Majda'ah bin Haritsah.
105. Abu Absu bin Jabr bin 'Amr bin Zaid bin  Jursyam bin Majda'ah bin Haritsah,
106. Abu Burdah bin Niyar,
107. 'Ashim bin Tsabit bin Qois bin Ishmah bin Malik bin Ammah bin Dzubbai'ah.
108. Mu'atib Bin Qusyair bin Mulail bin Zaid bin Aththaf bin  Dzubbai'ah
109. Abu Mulail bin Al Azhar bin Zaid  bin Aththaf bin  Dzubbai'ah
110. 'Amr bin Ma'bad bin Al Az har bin Zaid bin Aththaf bin  Dzubbai'ah
111. Shal bin Hunaif bin Wahb bin Al Ukaim bin Tsa'labah bin Majda'ah bin Al Harits bin 'Amr,
112. Mubasysyir bin Abdul Mndzir bin Zanbar bin Zaid bin Umaiyyah,
113. Rifa'ah bin Abdul Mundzir bin Zanbar bin Zaid bin Umaiyyah,
114. Sa'ad bin Ubaid bin An-Nu'man bin Qois bin 'Amr bin Zaid bin Umaiyyah,
115. 'Uwaim bin Sa'idah 
116. Ra'fi bin Unjadah
117. 'Ubaid bin Abu 'U baid
118. Tsa'labah bin Khatib
119. Abi Lubabah bin Abdul Mundzir
120. Al-Harits bi Khatib
121. Unais bi Qatadah bin Ro'biah bin Khalid bin Al- Kharits bin 'Ubaid bin  
122. Ma'nu bin Adi bin Al- Jaddy bin Al-A'jlan bin Dhubai'ah
123. Tsabit bin Aqram Bin Tsa'labah  Bin  'Adiy Bin A'jlan
124. Abdullah bin Salamah bin Malik  Bin Al- Kharits bin  'Adiy Bin A'jlan
125. Zaid bin Aslam bin Tsa'labah  Bin  'Adiy Bin A'jlan
126. Rab'iy bin Ra'fi bin Zaid bin Haritsah bin Al- Jaddy bin Al-A'jlan bin Dhubai'ah
127. 'Ashim Bin  'Adiy Bin Jaddy bin A'jlan bin Dhubai'ah
128. Abdullah bin Jubair bin Nu'man bin Umaiyyah bin bin Umru'ul Qois bin Tsa'labah
129. 'Ashim bin Qois bin Tsabit bin An- Nu'man bin Umaiyyah bin bin Umru'ul Qois bin Tsa'labah
130. Abu Dayyah bin Tsabit bin An- Nu'man bin Umaiyyah bin bin Umru'ul Qois bin Tsa'labah,
131. Abu Hannah 
132. Salim Bin Umair bin Tsabit bin An- Nu'man bin Umaiyyah bin bin Umru'ul Qois bin Tsa'labah
133. Al Harits bin An- Nu'man bin Umaiyyah bin bin Umru'ul Qois bin Tsa'labah 
134. Khawwat bin Jubair bin An Nu'man bin Umaiyyah bin bin Umru'ul Qois bin Tsa'labah
135. Mundzir bin Muhammad bin Uqbah bin Uhaihah Bin Al- Julah bin Al Harisy bin Jahjaba bin                Kulfah,
136.  Abu Aqil bin Abdullah  bin Tsa'labah bin Baihan bin Amir bin bin Al Harits bin Malik bin 'Amir             bin Unaif bin Jusyam bin bin Abdullah bin Taim bin I'rasy bin 'Amr bin Umailah bin Qosmil,
137. Sa'ad bin Khaisamah bin Al Harits bin Malik bin Ka'ab bin An Nahhat bin ka'ab bin Kharitsah bin         bin Ghanm.
138. Mindzir bin Qudzamah bin Arfajah
139. Malik bin Qudzamah bin Arfajah
140. Al- Harits bin Arfajah
141. Tamim
142. Jabr bin Aik bin Al Harits bin Qois bin Haisyah bin Al Harits bin Umaiyyah bin Mu'awiyah,
143. Malik bin Numailah. 
144. An- Nu'man bin Al Ashar 
145. Kharijah bin Zaid bin Abi Zuhair bin Malik bin Umru'ul Qois
146. Sa'ad bin Robi' bin Zuhair bin Malik bin Umru'ul Qois
147. Abdullah bin Rawahah bin Tsa'labah bin Umru'ul Qois bin 'Amr bin Umru'ul Qois
148. Khallad bin Suwaid bin Tsa'labah bin Umru'ul Qois bin 'Amr bin Kharitsah bin Umru'ul Qois
149. Basyir bin Sa'ad bin Tsa'labah bin Khilas bin Zaid
150. Simak bin Sa'ad,
151. Subay'i bin Qois bin Aisyah bin Umaiyyah bin Malik bin 'Amir bin 'Aidy 
152. Abbad bin Qois bin Aisyah bin Umaiyyah bin Malik bin 'Amir bin 'Aidy 
153. Abdullah bin Absu 
154. Yazid bin Al Harits bin Qois bin Malik bin Ahmar
155. Khubaib bin Isaf bin Itabah bin 'Amr bin Khadij bin 'Amir bin Jusyam.
156. Abdullah bin Zaid  bin Tsa'labah bin Abdu Rabbih bin Zaid,
157. Huraits bin Zaid  bin Tsa'labah bin Abdu Rabbih
158. Sufyan bin Basyir
159. Tamim bin Ya'ar bin Qois bin bin 'Ady bin  Umaiyyah bin Jidarah,
160. Abdullah bin Umair,
161. Zaid bin Al Muzayyin bin Qois  bin 'Ady bin  Umaiyyah bin Jidarah,
162. Abdullah bin 'Urfuthah bin 'Ady bin  Umaiyyah bin Jidarah
163. Abdullah bin Ra'bi bin  Qois bin 'Amr bin Abbad bin Al Abjar
164. Abdullah bin Abdullah bin Ubay bin Malik bin Al Harits bin Ubaid
165. 'Aus bi Khauli bin Abdullah bin Al Harits bin Ubaid
166. Zaid bin wadi'ah bin 'Amr bin Qois bin Jaz'i
167. Uqbah bin Wahb
168. Rifa'af bin bin 'Amr bin Zaid  bin Tsa'labah bin Malik bin Salim bin Ghanm.
169. 'Amir bi Salamah bin Amir,
170. Abu Khumaidhah bin Ma'bad bin 'Abbad bin Qusaiyr bin Al Muqodam bin  bin Salim bin Ghanm.
171. 'Amir bin Bukair.
172. Naufal bin Abdullah bin Nadhlah bin Malik bin Al-Ajlan 
173. 'Ubadah bin Ash Shamit bin Qais bin Ashram 
174. Aus bin As-Samit,
175. an-Nu'man bin Malik bin Tsa'labah bin Da'du,
176. Tsabit bin Hazzal bin 'Amr bin Qaryusy'
177. Malik bin ad-Dukhsyum bin Mardhakhah,
178. Rabi' bin Iyas bin Amr bin Ghanm bin Umaiyyah bin Laudzan,
179. Waraqah bin Iyas,
180. 'Amr bin Iyas,
181. Al Mujadzdzar bin Dziyah bin 'Amr bin Zumzumah  bin 'Amr bin 'Umarah bin Malik bin Ghusainah bin Amr bin Butairah  bin Masynuwwi bin Taim bin Irasy bin 'Amir bin Ilhaf bin Qudha'ah,
182. 'Ubadah bin Al Khasykhasy bin  'Amr bin Zumzumah,
183. Nahhab bin Tsa'labah bin Khasamah bin Ashram bin 'Amr bin 'Ammarah,
184. Abdullah bin Tsa-labah bin Khazamah bin Ashram,
185. 'Uthbah bin Rabi'ah bin Khalid bin Mu'awiyyah ,
186. Abu Dujanah Simak bin Kharasyah,
187. Al Mundzir bin 'Amr bin Khunais bin Haritsah bin Laudzan bin Abdu Wudd bin Zaid bin Tsa'labah,
188. Abu Usaid bin Malik bin Rabi'ah bin Al Badiyyi,
189. Malik bin Mas'ud,
190. Abdul Rabbih bin Haq bin Aus bin Waqasy bin Tsa'labah,
191. Ka'ab bin Himar bin Tsa-labah,
192. Dhamrah bin 'Amr,
193. ziyad bin 'amr,
194. Basbas bin 'Amr,
195. Abdullah bin 'Amir,
196. Khiras bin as-Shimmah bin Amr binal-jamuh bin Zaid bin Haram 
197. Al-Hubab bin Al Mundzir bin Al jamuh bin Zaid bin Haram,
198. 'Umair bin Al Humam bin Al Jamuh bin Zaid bin Haram,
199. Tamim (bekas hamba khirasy bin as-Shimmah),
200. Abdullah bin 'Amr bin Haram bin Tsa'labah bin Haram,
201. Mu'adz bin Amr bin Al jamuh,
202. Muawwidz bin 'Amr bin Al Jamuh bin Zaid bin Haram,
203. Khallad bin 'Amr bin Al Jamuh bin Zaid bin Haram,
204. 'Utbah bin Amir bin Nabi bin Zaid bin Haram,
205. Habib bin Aswad (bekas hamba Bani Haram,
206. Tsabit bin Tsa'labah bin Zaid bin Al Harits bin Haram bin Tsa'labah,
207. 'Umair bin Al Harits bin Tsa'labah bin Al Harits bin Haram,
208. Bisyr bin Al Barra' bin Ma'rur bin Shakhr bin Malik bin Khanza',
209. Ath Thufail bin Malik bin Khanza',
210. Ath Thufail bin An Nu'man bin Khanza',
211. Sinan bin Shaifi bin Sakhr bin Khanza',
212. Abdullah bin Al jadd bin Qais bin Shakhr bin Khanza',
213. 'Utbah bin Abdullah bin Sakhr bin Khanza',
214. Jabbar bin Shakhr bin Umaiyyah bin Khanza',
215. Kharijah bin Humaiyir ,
216. Abdullah bin Humaiyir,
217. Yasid bin Al Mundir bin Sarh bin Khunas,
218. Ma'qil bin Al Mundzir bin Sarh bin khunas,
219. Abdullah bin an-Nu'man bin Baldamah,
220. Ad-Dhahhak bin Haritsah bin Zaid bin Tsa'labah bin 'Ubaid bin 'Adiy,
221. Sawad bin Zuraiq bin Tsa'labah bin 'Ubaid bin 'Adiy,
222. Ma'bad bin Qais bin Sakhr bin Haram bin Rabi'ah bin 'Adiy bin Ghanm bin Ka'ab bin Salimah,
223. Abdullah bin Qais bin Shakhr bin Haram bin Rabi'ah bin 'Adi bin Ghanm,
224. Abdullah bin Abdul Manaf bin an-Nu'man,
225. Jabir bin Abdullah bin Ri'ab bin an-Nu'man,
 
Share:

Do'a Melahirkan Agar Lancar menurut Syech Sulaiman bin Muhammad bin Umar Al-Bujairami

  Pengalaman melahirkan adalah momen yang penuh keajaiban dan kebahagiaan bagi setiap ibu. Namun, bagi beberapa wanita, proses melahirkan ju...